Calon anggota pasukan khusus yang lolos ujian seleksi kemudian akan menjalani latihan kemiliteran selama 260 minggu.
Latihan yang harus dijalani sebenarnya tidak jauh berbeda dibandingkan latihan-latihan militer yang dijalani oleh pasukan khusus negara-negara lainnya.
Misalnya latihan tempur di hutan, pertempuran jarak dekat, terjun payung, antiteror, perang kimia, bela diri, dan lainnya.
Salah satu latihan berat dan cenderung brutal adalah berjalan kaki (long march) melalui medan sulit sambil membawa ransel seberat 40 kg sejauh 100 km.
Selama latihan long march itu, para personel pasukan khusus Turki harus siap ‘digojlok’.
Karena sepanjang perjalanan mereka harus menghadapi simulasi latihan disergap musuh, ditawan musuh, dihajar ketika melakukan kesalahan, latihan duel satu lawan satu, dan lainnya.
Intinya semua pasukan khusus Turki harus mampu bertempur di medan ekstrem melebihi kemampuan tentara reguler baik secara ketrampilan fisik maupun stamina.
Apalagi dalam kondisi terkini pasukan khusus Turki harus siap berhadapan dengan pasukan AS di Suriah dan perbatasan Irak-Turki menghadapi gerilyawan Kurdi dukungan AS.
Baca juga: Makin Panas, Perancis Siap Bantu Turki Melawan Sanksi Amerika
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR