Selain di kabupaten Timor Tengah Selatan yang terletak di Pulau Timor, ribuan penduduk di Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Ngada, dan di Desa Waekokal, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo—tiga daerah terakhir berada di Pulau Flores—juga menderita kelaparan.
Di Desa Uluwae, Kecamatan Bajawa Utara, Ngada, 180 kepala keluarga yang terdiri atas 720 jiwa menderita kelaparan.
Mereka semua adalah keluarga transmigran di Unit Pelaksana Teknis Daerah Transmigrasi Uluwae yang kelaparan sejak Juni 2011.
Di Sumba Timur, pemerintah kabupaten mulai mendistribusikan beras bantuan cadangan, ke 74 desa di wilayah rawan pangan. Daerah-daerah tersebut mengalami rawan pangan karena kekeringan.
Yane tentu saja tak paham apa itu global warming. Ia adalah salah satu dari ribuan warga di pesisir selatan Kabupaten TTS yang sedang diterpa rawan pangan kambuhan.
Gagal panen dan bencana longsor tahun ini adalah penyebab utamanya.
Ia tidak ikut ke hutan bersama anak-anaknya karena sedang sakit. Padahal, ayah anak-anak ini, Jery Nabu (46), merantau ke Malaysia sejak 2008.
Tidak ada kabar berita, kecuali tahun 2010, ia sempat mengirim uang Rp5 juta untuk membayar utang biaya keberangkatannya ke Malaysia.
Buah asam menjadi pilihan terakhir setelah semua jenis pangan gagal panen.
Harga buah asam yang sudah dikeluarkan bijinya Rp11.000 per kg, masih mengandung biji Rp6.000 per kg (kini buah asam tanpa biji dihargasi sekitar Rp15.000 per kg, Red.).
Harga itu paling tinggi dibandingkan dengan tahun 2009-2010, yang hanya Rp3.000-Rp 5.000 per kg.
Ia mengingatkan ketiga putranya agar tetap tegar. Tidak boleh mencuri atau memungut asam di lahan warga lain.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR