Hal ini membuat Deborah harus menjalani dua tahun sinar X, tes darah, ultrasound, dan berbagai janji dengan spesialis untuk melacak implan yang menghilang itu.
“Petugas medis menemukan implan itu sudah ada di hati saya dan masuk ke dalam arteri pulmonal,” kata Deborah.
Implan bekerja selama tiga tahun setelah dimasukkan ke dalam lengan dan dilihat sebagai alternatif pil karena dianggap lebih aman.
“Saya merasa kuat bahwa dengan tidak cukup penelitian tentang kemungkinan risiko dari pemasangan implan dan apa konsekuensinya, itu harus dilarang. Tetapi saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan kesadaran sesama perempuan,” katanya.
“Ada begitu banyak bentuk kontrasepsi namun kami dengan cepat didorong untuk memasukkan benda asing itu dalam tubuh kami tanpa mengetahui risiko sepenuhnya,” tambahnya.
Masih kepada FEMAIL, para ahli mengatakan bahwa seorang perempuan harus memeriksa implan mereka secara teratur untuk memastikan implan itu tidak bergerak.
“Risiko implan berpindah memang sangat rendah. Risiko lebih tinggi jika tidak ditempatkan di bawah kulit dengan benar misalnya. itu ditempatkan terlalu dalam. Risikonya lebih tinggi pada perempuan yang sangat kurus,” ujar dr. Abid.
“Perempuan juga harus memeriksa lengan mereka secara teratur untuk memastikan mereka dapat merasakan implan dan jika mereka tidak bisa lagi merasakan keberadaan implan, segera periksa ke dokter,” tambahnya.
Implan yang berpindah ini akan menjadi cukup bahaya jika sampai pada organ-organ vital, seperti jantung, hati, paru-paru, dan lain sebagainya.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR