Pasalnya, sejak awal 1943, kejayaan Jepang perlahan akan runtuh akibat tekanan dari Amerika Serikat dan sekutunya.
Baca juga: Inilah Makna Mistis Angka 17 Sehingga Dipilih Sebagai Tanggal Proklamasi Oleh Bung Karno
Jepang memainkan politik "saudara tua" dengan Indonesia. Sebagai "saudara tua", Jepang berjanji mengizinkan para pemimpin Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.
Janji kemerdekaan ini adalah taktik yang sengaja dimainkan Jepang guna meraih simpati dan dukungan rakyat Indonesia pada Perang Asia Timur Raya.
Shimizu pula orang dibalik rencana menyediakan rumah besar bagi Bung Karno yang telah diakui sebagai pemimpin Indonesia.
Mobil sedan Buick dan pengemudi juga telah disiapkan untuk Bung Karno.
Saat Bung Karno berkunjung ke kantor Shimizu di Gunseikanbu (sekarang kantor pusat Pertamina di Jakarta Pusat), Shimizu menginstruksikan anak buahnya bernama Chaerul Basri untuk mencari rumah untuk “Orang Besar”.
Sebutan itu mengacu pada sosok Bung Karno sendiri. Kepada Chaerul, Bung Karno berharap dicarikan rumah dengan halaman yang luas. “Agar saya bisa menerima rakyat banyak,” kata Bung Karno.
Chaerul pun melakukan pencarian dan menemukan rumah di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Rumah itu yang menjadi tempat bagi Fatmawati menjahit bendera Merah Putih.
Permintaan Shimizu untuk membuat bendera Merah Putih itu sesuai dengan janji kemerdekaan yang ditawarkan pihak Jepang secara terbuka pada September 1944.
Waktu itu, sulit mendapatkan bahan kain untuk membuat bendera dengan ukuran yang besar. Rakyat saja menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan karung atau goni.
Baca juga: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak
Penulis | : | Intisari-online |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR