“Bocah aneh ini, Suzuki, datang ke pulau untuk mendengarkan perasaan seorang tentara Jepang. Suzuki bertanya kenapa saya tidak mau keluar. Saya bilang, jika perang berakhir dan saya menerima perintah untuk menghentikan perang, maka saya akan keluar. Jadi, Suzuki membawa komandan saya ke Lubang untuk membujuk supaya saya mau menyerah,” kenang Onoda.
Tiga hari kemudian, Onoda menyerahkan pedangnya kepada Presiden Filipina Ferdinand Marcos, dan menerima pengampunan atas perbuatannya selama puluhan tahun sebelumnya.
(Menurut catatan pemerintah, aksi Onoda telah menewaskan 30 orang).
Ia kemudian kembali ke Jepang dan disambut laiknya pahlawan.
Namun ia memutuskan untuk pindah ke Brasil dan menjadi peternak sapi di sana. Setelah satu dekade, ia kembali ke Jepang dan membentuk kelompok sekolah yang mengajarkan cara bertahan hidup kepada anak-anak.
Sementara itu, si petualang Suzuki, tak lama setelah menemukan Onoda, berhasil menemukan panda, yang diidam-idamkannya, di alam liar.
Tapi nasibnya naas, ia meninggal setelah terbawa longsoran salju di pegunungan Himalaya pada 1986, dalam misi menemukan manusia salju. (Moh Habib Asyhad)
Baca juga: Waspadalah, Pada 15-18 Agustus Gelombang Tinggi Akan Menerpa Indonesia
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR