Selain itu penting untuk diketahui bahwa BPA atau zat kimia yang ditemukan dalam plastik berbentuk botol air minum, wadah makanan, serta lapisan kaleng alumunium bisa membahayakan jumlah sperma di dalam testis.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Fertility & Sterility melaporkan fakta bahwa pria dengan tingkat BPA yang lebih tinggi di dalam urinenya memiliki jumlah dan kualitas sperma yang lebih rendah dibandingkan dengan pria yang tingkat BPAnya lebih rendah.
Untuk itu, hindari wadah makanan dan minuman berbahan dasar plastik dan kaleng. Jangan sekali-kali memilih botol minum bernomor daur ulang 3 dan 7 karena cukup berbahaya dan berisiko tinggi mencemari air di dalamnya.
Kamu bisa mengecek label dan nomor kode ini di bagian bawah botol sebelum membelinya.
Usahakan untuk membawa botol minum dari rumah dan pastikan saat membelinya tertera tulisan BPA free untuk memastikan bahwa botol aman dari zat ini.
8. Suplemen Testosteron dan Steroid
Suplemen testosteron sering diandalkan untuk orang-orang dengan gairah seksual yang rendah.
Sedangkan steroid anabolik yang berisikan zat sintetis yang mirip dengan hormon testosteron biasanya digunakan secara ilegal untuk membangun otot dan massa tubuh para atlet.
Ketika seorang pria mengonsumsi testosteron buatan dari luar, tubuh akan secara otomatis berpikir bahwa kadar hormon dalam tubuh meningkat dan menghentikan produksi testosteron alami.
Padahal testosteron alami sangat diperlukan oleh tubuh untuk memproduksi sperma.
Biasanya, penggunaan testosteron buatan ini tidak menyebabkan kerusakan permanen asalkan tidak digunakan secara berlebihan.
Umumnya, setelah tiga bulan sejak penggunaan suplemen dan steroid dihentikan, tubuh akan kembali memproduksi sperma.
9. Obat-obatan Tertentu
Calcium channel blockers dan beta blocker yang sering digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, obat kemoterapi, dan perawatan kanker lainnya merupakan jenis obat yang dapat mengganggu produksi sperma.
Oleh karena itu, bagi kamu dan pasangan yang sedang atau merencanakan kehamilan dalam waktu dekat perlu membicarakannya ke dokter terkait untuk menanyakan jenis obat yang digunakan dalam pengobatan apakah termasuk yang memengaruhi kualitas dan kuantitas sperma atau tidak.
10. Obesitas
Shahin Ghadir, MD, FACOG, seorang dokter kandungan dan ahli endokrinologi reproduksi di Amerika menyatakan bahwa kelebihan berat badan akan berdampak negatif pada jumlah sperma, motilitas (gerakan) sperma, dan morfologi (ukuran dan bentuk) sperma.
Pasalnya lemak yang berlebih di dalam tubuh bisa mengubah testosteron menjadi estrogen dan estrogen yang berlebih dapat merusak pertumbuhan dan kualitas sperma.
Berbagai hal dan kebiasaan di atas bisa mengancam jumlah sperma di dalam testis.
Oleh karena itu, cara terbaik untuk menjaganya tetap normal ialah dengan menghindari penyebabnya dan tentunya menerapkan pola hidup sehat setiap hari. (Editor: Wisnubrata)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "10 Hal yang Dapat Menurunkan Jumlah Sperma"
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR