Baca juga: Dwitunggal yang Akhirnya Tanggal: Saat Bung Hatta Berpisah Jalan dengan Bung Karno
Anak petani
Dalam rentang waktu sekian lama, tak aneh kalau lambat laun Wangsa Widjaja berubah dari sekadar sekretaris menjadi salah satu orang kepercayaan Bung Hatta. Bukan hanya untuk urusan-urusan dinas, tapi juga untuk hal-hal yang amat pribadi sifatnya.
"Saya yakin ada hal-hal dan perasaan-perasaan tertentu yang hanya diungkapkan Ayah pada Pak Wangsa," kata Meutia F. Swasono, putri sulung Bung Hatta.
Wangsa dilahirkan di Sumedang, Jawa Barat, 27 Februari 1911. Ayahnya seorang petani simpatisan Sarekat Islam. Karena itu, selulus dari Volkschool Wangsa yang bemama kecil Iding dimasukkan ke Schakelschool yang didirikan SI.
Setelah itu baru ia melanjutkan pelajaran di sekolah Belanda, Algemeen Nederland Verbond, setingkat SMTA sekarang, di Bandung.
Di Kota Kembang inilah Wangsa berkenalan dengan Turniah, wanita Jawa yang kemudian dinikahinya tahun 1934. "Saya bukan membanggakan, lho. Istri saya itu keturunan bangsawan. Ayahnya Asisten Wedana Gentan, Purwokerto," kenang Wangsa.
Turniah kini telah tiada. la meninggalkan empat anak dan empat belas cucu.
Anak-anaknya, Kurhiat, Tintin, Tato dan Sumarningsih, kini tentunya bukan anak kecil lagi. Kurhiat, yang bekerja di Pertamina, malah sudah pensiun. Maklum, Wangsa juga sudah lumayan sepuh.
Mahasiswa pribadi Bung Hatta
Waktu Jepang masuk, 1942, korannya malahan sampai dibredel. Ini gara-gara Wangsa memuat tulisan bernada antifasisme karangan Bung Hatta.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR