Intisari-online.com - Runtuhnya ekonomi Turki baru-baru ini telah memicu spekulasi besar terhadap retaknya hubungan Turki dan AS.
Sanksi ekonomi yang dilayangkan AS pada Turki telah membuat mata uang Lira melemah dan kini inflasi di Turki naik mencapai 15%.
Hal ini dipicu karena Presiden Turki menolak untuk menyerahkan seorang pengkhotbah Amerika yang telah dipenjara di sana.
Dilihat secara umum, Turki mungkin tidak penting secara ekonomi global. Namun melemahkan ekonominya penting secara startegis dan militer.
Baca Juga : Mata Uang Turki Terjun Bebas, Begini Efeknya Terhadap Rupiah
Melansir Business Insider Turki adalah jembatan antara kediktatoran Barat yang demokratis dan kediktatoran perang di Timur.
Di sisi Barat, Turki berbatasan dengan Yunani dan Bulgaria, anggota Uni Eropa yang menghadap Barat.
Beberapa tahun yang lalu, Turki adalah anggota NATO yang sedang mempersiapkan diri bergabung dengan Eropa sebagai anggota penuh.
Di sisi lain, Turki berbatasan dengan enam negara Georgia, Iran, Irak, Suriah, Armenia, dan Nakhchivan, sebuah wilayah yang berafiliasi dengan Azerbaijan.
Baca Juga : Turki Di Ambang Kebangkrutan, China Siap Kuasai Negeri Erdogan
Lima dari enam negara tersebut kini sedang dilanda konflik bersenjata.
Turki adalah satu-satunya negara yang mampu mencegah kelompok teroris Negara Islam bergulir ke Yunani.
Hal itulah yang membuat perang saudara di Suriah, dan mampu menghalangi orang Irak, Iran, dan Kurdi dari meningkatnya berbagai konflik mereka ke arah utara ke Eropa.
Source | : | Business Insider |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR