Oleh karena itu banyak juga sniper wanita Rusia yang gugur akibat tembakan jitu para sniper Nazi yang rata-rata pelurunya menghantam tepat di kepala.
Baca juga: Percaya Diri Operasi Kaki Pasien, Dokter Ini Baru Sadar Ia Salah Orang, Akhirnya Dia Dipecat!
Untuk melumpuhkan target sebanyak mungkin pasukan Nazi Jerman bahkan sampai meningkatkan jumlah personel snipernya dari jumlah semula enam sniper setiap batalyon ditingkatkan menjadi 22 personel sniper.
Kemampuan rata-rata sniper Jerman bersenjata senapan Mauser K98k adalah menembak tepat kepala musuh pada jarak 400 meter, menembak dada pada jarak 500 meter, dan menembak posisi musuh pada saat berdiri dari jarak 800 m.
Tapi ketika bertempur di Stalnigrad, para sniper Jerman kebanyakan tidak mampu mengeluarkan ketrampilan maksimal akibat faktor medan tempur yang dipenuhi reruntuhan gedung, cuaca buruk, musim dingin ekstrim, dan jarak tembak di bawah 300 meter.
Selain melumpuhkan daya tahan sniper, cuaca dingin ternyata berpengaruh kepada keakuratan senjata khususnya teleskop yang berkabut.
Kelemahan pada perlengkapan tempur di musim dingin salah satunya disebabkan oleh kesalahan pengiriman logistik Nazi Jerman ke front Eropa Timur.
Sedangkan sniper Rusia sudah terbiasa hidup pada musim dingin ekstrim dan memiliki perlengkapan tempur lebih baik.
Para sniper Jerman kadang menggunakan kamlufase sniper Rusia yang berhasil dirampas.
Nasib para sniper Nazi akhirnya menjadi semakin tragis ketika pada akhir tahun 1944, pasukan Rusia yang mendapat pasokan logistik dan ratusan ribu personel militer segar berhasil memukul mundur pertahanan Nazi Jerman.
Sniper Nazi yang terbunuh saat melindungi pasukan infantri yang mundur tanpa terorganisasi banyak yang tewas tanpa diketahui kuburnya. (Agustinus Winardi)
Baca juga: Ingat Tukang Becak yang Dijuluki Manusia Pohon? Begini Kondisi Terakhirnya
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR