Pasalnya anggaran militer Korut tahun 2017 ini sebesar 7,5 milliar dollar dan Indonesia "hanya" 6,9 milliar dollar. Apalagi jumlah tank, pesawat tempur dan kapal selam Korut juga jauh lebih besar dibandingkan Indonesia.
Tapi Global Fire Index memberikan alasan bahwa persenjataan yang dimiliki Korut sudah ketinggalan jaman terutama pesawat tempur dan kapal selam.
Selain itu sumber daya alam Korut sangat buruk, dibandingkan sumber daya alam Indonesia yang masih "subur dan makmur".
Namun, kekuatan jumlah personel militer Korut yang merupakan terbesar di dunia, terlatih baik, fanatik, biasa hidup susah, dan sangat memuja Kim Jong Un, akan menjadi kekuatan yang sulit dikalahkan jika sampai terjadi peperangan di darat (perang konvensional).
(Baca juga: Jika Ingin Menang Perang, AS Harus Pintar Manfaatkan Kelengahan Korut dengan Serangan Dadakan
Jadi kalau sampai terjadi peperangan di darat dipastikan akan terjadi malapetaka perang (disaster of war) bagi pihak penyerbu. Apalagi militer Korut memiliki strategi tempur gelombang manusia (human wave tactics).
Menyerbu musuh dengan mengerahkan sebanyak mungkin pasukan dan tidak peduli berapa prajurit yang mati. Yang penting serang, maju terus, terus menembak, kendati harus menaiki atau melompati tumpukan mayat para temannya.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR