Untuk mencegah bandeng gentayangan mengaduk lumpur, yang toh tidak ada klekap-nya itu, petakan tambak mutlak harus diusahakan agar mampu menumbuhkan ganggang biru pembentuk klekap yang cukup.
Untuk itu kepayauannya harus mantap 15 — 25 per mil. Ini bisa dipantau setiap hari dengan salinometer; sejenis areometer yang skalanya langsung menunjukkan kadar garam dalam per mil.
Begitu kepayauannya berubah, petani tambak yang baik biasanya segera berusaha memasukkan air laut pada saat ada air pasang tertinggi harian (pada malam hari, biasanya).
Dengan kepayauan setinggi itu jamur Actinomycetes dicegah perkembangan biaknya, hingga tidak ada yang menghasilkan geosmin, biang keladi bau lumpur.
Baca juga: Terjebak di Kubangan Lumpur, Beginilah Aksi Heroik Penyelamatan Kuda
Kalau tambaknya dekat pantai, usaha ini tidak ada masalah. Sebaliknya, kalau tambak itu jauh dari pantai, maka yang masuk bukannya air laut yang asin tapi air sungai yang tawar. Usahanya sia-sia.
Kalau berdasarkan pengalaman memang sulit mendapat air laut pada waktu memerlukannya itu, seharusnya petakan tambak itu tidak dipakai memelihara bandeng enak lagi.
Apa daya?
Apa kuda-kuda yang harus dipasang oleh para konsumen, supaya tidak terjebak membeli bandeng bau lumpur itu?
Pertama-tama, sebagai konsumen kita harus selalu waspada terhadap bandeng yang punggungnya tidak biru seperti bandeng hasil laut. Sebaiknya membeli sendiri ke pasar dan memilih bandeng dengan tolok ukur yang dipegang ketat.
Hanya bandeng yang punggungnya biru saja yang kita beli. Menyuruh pembantu membeli bandeng sering mengecewakan, karena umumnya mereka kalah dikibuli penjual bandeng.
Kedua, kalau pada musim hujan tidak ada kegiatan penangkapan di laut, dan pasar ikan dibanjiri bandeng tambak yang punggungnya pucat, tidak meyakinkan birunya, atau bahkan kuning coklat, sebaiknya kita berpuasa makan bandeng dulu, untuk sementara.
Musim paceklik bandeng hanya sebentar. Begitu ada kegiatan penangkapan ikan di laut lagi, bandeng akan tersedia cukup kembali.
Warna punggung kuning coklat atau abu-abu pucat menandakan bahwa bandeng itu dulunya tumbuh di lingkungan tambak yang dangkal karena kekurangan air.
Letaknya mungkin jauh dari pantai, sehingga sulit mencari air laut untuk mempertahankan kepayauan yang disyaratkan. Bandeng semacam itu tidak usah dibeli, dan tambak seperti itu dibanting saja setirnya.
Baca juga: Main di Lumpur Membuat Anak Semakin Cerdas, Buktikan Sendiri
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR