Intisari-Online.com - Jika Anda bertanya kepada Suzy Snyder, kurator museum, tentang benda apa yang paling berharga di antara koleksi Holocaust Memorial Museum, dia tidak akan menjawab sesuatu yang besar.
Seperti gerbong yang digunakan untuk mendeportasi orang-orang Yahudi atau tumpukan sepatu mereka sebelum dibunuh di kamp kematian.
Snyder hanya akan menunjukkan benda sederhana, yaitu sebuah baju hangat berwarna hijau pastel atau sweater.
Sweater tersebut dipakai oleh gadis kecil bernama Kristine Karen, saat ia meringkuk di selokan Lvov, Polandia, untuk menghindari serangan Nazi.
Baca Juga: Ditemukan Danau Bawah Tanah di Mars, Mungkinkah Pernah Ada Kehidupan di Sana?
Bagi Snyder, itu merupakan benda unik yang menyentuh dari peristiwa Holocaust.
Pada 1943, Kristine Chiger (ia mengubah nama belakangnya menjadi Keren setelah perang) masih berusia tujuh tahun. Ia tinggal di kampung Yahudi di Lvov, Polandia.
Baju hangat berwarna hijaunya yang dibuat oleh sang nenek sebelum Jerman menginvasi Polandia, merupakan harta karun bagi Kristine.
Dua tahun sebelumnya, Kristine menyaksikan bagaimana neneknya diangkut paksa ke dalam truk dan dideportasi ke kamp kematian Belzec.
Ketika nenek Kristine mengucapkan selamat tinggal, anggota Nazi memukul kepalanya dengan gagang senapan.
Baca Juga: Kecewa dengan Kencan Konvensional, Perempuan 19 Tahun Ini Jatuh Cinta dan akan Menikahi Boneka Hantu
Setelahnya, Kristine menjalani kehidupan seperti ‘buron’.
Di siang hari, kedua orangtuanya melaksanakan kerja paksa di kamp, sementara adik laki-lakinya bersembunyi di dalam apartemen sempit demi menghindari deportasi.
Source | : | nationalgeographic.grid.id |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR