Advertorial
Intisari-Online.com – Sepekan setelah gempa magnitudo 7,0 yang mengguncang Lombok, nusa Tenggara Barat ( NTB) aktivitas gempa susulan terus terjadi dan korban tewas akibat gempa terus berjatuhan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mencatat hingga Minggu (12/8/2018) jumlah korban tewas akibat gempa Lombok mencapai 401 orang.
Rinciannya, di Kabupaten Lombok Utara terdapat 348 korban tewas, di Lombok Barat 30 orang korban tewas, di Kota Mataram 9 orang tewas, di Lombok Timur 10 orang tewas, di Lombok Tengah 2 orang tewas dan di Kota Lombok 2 orang tewas.
"Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh saat gempa," kataKepala BPBD NTB H Muhammad Rum, Minggu.
Baca juga:Bukan Dokter, Pria Ini Nekat Lakukan Operasi Darurat Pada Kaki Istrinya Tanpa Anestesi
BPBD mencatat hingga Minggu, korban luka-luka mencapai 1.353 orang. Rinciannya, sebanyak 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan.
Korban luka-luka paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang. Sementara itu pengungsi sebanyak 387.067 orang yang tersebar di ribuan titik pengungsian.
Sebaran dari pengungsi adalah di Kabupaten Lombok 198.846 orang, Lombok Barat 91.372 orang, Kota Mataram 20.343 orang, dan Lombok Timur 76.506 orang.
Kerusakan fisik meliputi 67.875 unit rumah rusak, 606 sekolah rusak, 6 jembatan rusak, 3 rumah sakit rusak, 10 puskesmas rusak, 15 masjid rusak, 50 unit mushola rusak, dan 20 unit perkantoran rusak.
Terus bertambah Khairil Anwar, Kepala Desa Gelang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, pada Kompas.com mengatakan pihaknya telah mendata jumlah korban yang meninggal di desanya.
“Sekarang sedang tercatat lebih dari 20 warga saya yang meninggal, sebelumnya tidak terdata tapi sekarang sudah terdata,” katanya.
Khairil termasuk korban luka yang mengalami luka dan memar di bagian pinggangnya, karena rumahnya roboh akibat gempa.
“Tempat kami sekarang belum bisa listrik menyala, warga masih menggunakan penerangan seadanya, ada yang pakai genset,” kata kepala desa yang kantornya hancur akibat gempa tersebut.
Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Gempa Lombok Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani pada Minggu malam mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah langkah pascagempa magnitudo 7 SR yang terpusat di Lombok Utara.
“kami sudah melakukan pendataan dan verifikasi masih dilakukan petugas. Pendataan dan verifikasi rumah diprioritaskan agar terdata jumlah kerusakan rumah dengan nama pemilik dan alamat mereka,“ kata Faisal.
Faisal menjelaskan bahwa Bantuan logistik terus didistribusikan kepada pengungsi. Menurut dia saat ini bantuan, baik logistik maupun relawan terus berdatangan ke Lombok.
Namun yang menjadi persoalan adalah terbatasnya jumlah kendaraan untuk mengangkut penyaluran bantuan.
Berbagai upaya terlah dilakukan guna mempercepat distribusi bantuan yaitu mengerahkan relawan, camat memobilisasi para lurah dan kepada desa di daerahnya untuk mendata dan mendistribusikan logistik kepada warganya yang mengungsi, kendaraan operasional SKPD digunakan untuk mendistribusikan bantuan.
Distribusi bantuan dari Posko Tanggap Darurat di Kecamatan Tanjung Lombok Utara dilakukan berdasarkan permintaan koordinator pengungsi atau masyarakat yang meminta bantuan melalui call center Posko.
“Kami telah siapkan 2.000 pasukan TNI yang siap membantu warga, apa yang mereka butuhkan TNI siap membantu, jadi di setiap desa kami sudah siapkan anggota,” kata Faisal.
Telah disiapkan juga tim untuk melakukan pemeriksaan ditiap tiap pemukiman warga apakah ada mereka yang terjebak di dalam reruntuhan bangunan, anjing pelacak juga akan dikerahkan.
Menurut Faisal jika semua sudah dipastikan bersih, maka pihaknya bisa langsung mengerahkan alat berat untuk membersihkan reruntuhan bangunan dan sekaligus merobohkan bangunan yang tak layak lagi.
"Jumlah korban diprediksi akan terus bertambah, saat ini saja telah mencapai 401 korban meninggal dunia," kata Faisal.(Fitri Rachmawati)
(Artikel ini telah tayang dikompas.comdengan judul "Hingga Minggu, Tercatat 401 Korban Tewas Akibat Gempa Lombok”)
Baca juga:Belum Dianggap Merdeka dan Kunjungan Suharto ke Belanda Diremehkan, Benny Moerdani pun Mengamuk