Baca juga: Presiden Jokowi Pindah ke Istana Bogor: Istana Bogor Pernah Dijarah Tentara Jepang (Bagian Ketiga)
Untuk mencegah kekacauan selanjutnja R. Soenarjo "menyusun suatu" pemerintahan sementara. Dengan demikian tata-tertib kemasyarakatan dan kenegaraan diseluruh Kabupaten Pati dapat dipulihkan tanpa merusak semangat revolusi yang mulai bergerak.
Justru oleh sebab itu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus diseluruh daerah sekitar Gunung Muria dapat menggerakkan semangat perjuangan yang luar biasa.
Ketika Tentara Jepang mulai pendudukan militer, wilayah sekitar Gunung Muria sudah dalam keadaan teratur, berkat keberanian R. Soebarkah dan R. Soenarjo.
Tetapi pengaruh R, Soenarjo meluas dan menguasai hati-sanubari rakyat jelata yang merasa terima kasih atas pimpinan yang menyelamatkan rakyat dari suatu bencana.
Baca juga: (Foto) Sungguh Memilukan, Begini Kondisi Kota Hiroshima Pascajatuhnya Bom Atom Little Boy di Jepang
Begitu tentara Jepang menduduki wilayah tersebut, maka sandiwara juru selamat dimulai. Pemimpin-pemimpin perampok ditangkapi dan diadili. Dengan tak segan-segan Jepang membinasakan mereka yang telah berjasa untuk Jepang?
Dengan kejam Jepang menghukum setiap manusia yang pernah menimbulkan huru-hara dan kekacauan meskipun kekacauan itu direncanakan dan dibayar oleh Jepang sendiri.
Berkat ketangkasan dan keberanian R. Soebarkah dan terutama R. Soenarjo jumlah korban peradilan Jepang tidak banyak. Tetapi justru oleh sebab itu Kenpetai Jepang menangkap dan menyiksa R. Soenarjo sampai diluar batas kemanusiaan.
Penyiksaan R. Soenarjo dilaksanakan secara tertutup maupun cara terbuka di alun-alun Juana. Didepan ribuan rakyat R. Soenarjo disiksa tetapi berkat doa dan harapan yang timbul dari lubuk hati rakyat jelata akhirnya beliau dibebaskan.
Dan sekali lagi yaitu beberapa hari sesudah Proklamasi Kemerdekaan R. Soenarjo dapat memungut buah perjuangannya dalam masa Maret 1942!
Rakyat dan pemuda wilayah Pati dipimpin untuk merebut kekuasaan dari pasukan-pasukan istimewa Jepang. Perebutan kekuasaan berhasil dengan gemilang.
Bahwa R. Soenarjo dilupakan jua jasa-jasanya mungkin dapat dipahami dengan gelombang peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang terus memuncak dalam perjuangan bangsa kita lebih-lebih sekarang menghadapi konfrontasi dengan imperialisme dan neo-kolonialisme.
Gelora revolusi Indonesia bukan sesuatu yang baru timbul karena Perang Pasifik! Peristiwa-peristiwa dalam bulan Maret 1942 di Kudus dan Juana menunjukkan hasrat-hajat manusia Indonesia kearah perwujudan masyarakat adil, makmur dan bahagia.
R. Soebarkah aim. dan R. Soenarjo adalah bukti bahwa pemimpin-pemimpin yang bernyali besar dan berjiwa mulya senantiasa muncul dari hati-sanubari rakyat sendiri pada waktu dan tempat yang pasti!
Maka tepat dan benarlah ajaran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia Bung Karno bahwa pemimpin revolusi dan pemimpin kenegaraan harus berpadu.
Demikianlah kenyataan sejarah dan khususnya kenyataan di Kudus dan di Juana dalam bulan Maret 1942 dan dalam bulan Agustus 1945.
(Ditulis oleh R. Moh. Ali, seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 1964)
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR