Setelah kemudian dihitung ternyata pesawat Pussy telah “dihiasi" oleh 34 lubang peluru. Untungnya Pussy Palmer sendiri selamat. Dornier itu kemudian diburu dan dihujani peluru oleh dua pesawat pendamping Pussy. Motor satunya lagi terbakar tetapi berhasil mendarat darurat.
Paling sedikit ia telah dihujani dengan 500 peluru yang berasal dari tiga Hurricane. Tetapi sekalipun pesawatnya sudah dapat dikatakan berantakan penerbangnya selamat.
Baca juga: Sang Pemburu dan Pemenang di Perang Dunia I Itu Tetap Saja Meminta Korban Pesawat Tempur
Bahkan setelah berhasil keluar dari pesawatnya penerbang Jerman itu sempat melambai kepada kedua penerbang Inggeris yang mengejarnya.
Anggota-angota skadorn fighter Inggeris itu kagum kepada keberanian dan kemampuan penerbang Jerman satu ini. Sekalipun mungkin ia diselamatkan oleh nasib baik dan tentu saja “tangan Tuhan".
Orang-orang Inggeris itu juga kemudian mengetahui bahwa untuk dapat menembaki lawannya Arno, penerbang Jerman itu telah meninggalkan tempat duduknya agar dapat mengunci senjata pesawatnya pada kedudukan tertentu. Dengan demikian ia dapat menembaki Pussy Palmer dengan lebih baik.
Menjamin musuh
Baca juga: (Foto) Cantiknya Aurora Borealis yang Dipotret dari Pesawat Tempur Amerika Serikat Ini
Lalu apa yang lahir dari rasa hormat kepada musuh ini? Arno penerbang Jerman itu diundang makan bersama oleh skadorn Inggeris musuhnya.
Dengan bersusah payah karena tidak diizinkan oleh pihak Perancis yang menawannya Arno dijemput dari penjara. Dengan pengawalan pihak Perancis ia dibawa ke tempat pesta kecil-kecilan itu.
Sebelumnya semua souvenir yang berhasil diambil dari pesawat-pesawat musuh yang berhasil dihancurkan disingkirkan dari ruangan. Semua plakat-plakat yang membayangkan permusuhan dan dapat menimbulkan rasa sakit hati pada musuh sudah dilipat dan disimpan.
Musikpun mengalun, makanan dan minuman pun diedarkan. Tamu kehormatan justru musuh yang dibebaskan pula bercengkerama.
Baca juga: Penempur Malam, Saat Pesawat Tempur Harus Melawan ‘Takdir’ Sulitnya Terbangkan Pesawat di Malam Hari
Ia juga diperkenalkan kepada Pussy Palmer dan kedua orang yang telah saling tembak- menembak di udara itu sempat pula asyik berbincang sekalipun dengan perantaraan penterjemah.
Arno juga mendapat pinjaman baju hangat dari lawannya. Dan seruan dalam toast? “To all pilots", untuk (keselamatan) semua penerbang.
Ketika tengah malam ia diantar kembali ke penjara, penerbang Jerman itu diantar beramai-ramai sampai ke halaman dan Arno meninggalkan tempat itu diiringi dengan “cheers" ala Inggeris tiga kali. Ketika itu perang sedang hangat-hangatnya.
Memang sukar dimengerti. Justru karena kisah ini benar-benar terjadi seperti diceritakan oleh “ace" Inggeris Paul Richey dalam bukunya “Fighter Pilot".
Sekalipun demikian kisah-kisah kecil ini tentu saja tidak bisa menghilangkan kenyataan kejamnya akibat-akibat perang. Tetapi kisah ini sempat mengingatkan kita bahwa anak manusia tetap manusia.
(Ditulis oleh Idrus Ismail, seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 1973)
Baca juga: Pesawat Tempur Penyok Bisa Diperbaiki dengan Cara Ketok Magic Asal...
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR