Intisari-Online.com - Akhir-akhir ini telah terjadi trend baru dalam aksi terorisme dengan pelaku tunggal seperti yang terjadi di London Rabu (22/3/2017).
(Ingin Beli Smartphone yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)
Seperti kejadian teror di Perancis pada Minggu (19/3/2017), teror bom panci di Bandung, Senin (27/2/2017), dan pelaku penusukan 5 polisi di Tangerang (20/10/2016) jelas-jelas menunjukkan bahwa pelaku teror juga tunggal. Serangan teror pelaku tunggal tampaknya sedang ngetrend di dunia terorisme.
Meskipun pada umumnya, para pelaku tunggal itu awalnya merupakan simpatisan atau salah satu anggota kelompok teroris tertentu.
(Serangan Teror Dekat Gedung Parlemen Inggris, Serangan Teror Ala Pasukan Komando)
Munculnya pelaku tunggal dalam tindak terorisme ini mengindikasikan bahwa indoktrinisasi para kelompok teroris kepada calon teroris tunggal melalui media sosial sudah berjalan efektif.
Lewat media sosial seseorang memang lebih mudah dipengaruhi untuk jadi teroris dengan biaya murah.
Bisa dikatakan murah karena seseorang yang sudah terindoktrinisasi terorisme bisa melakukan serangan terencana dengan modal minim dan nekad.
Ia tak perlu merangkai bom atau membuat bahan peledak berdaya ledak tinggi karena butuh waktu dan biaya serta kerja sama dengan orang lain.
(Kejar Pelaku Teror Bom Bandung, Para Pelajar SMA Ini Diganjar Penghargaan Khusus oleh Ridwan Kamil)
Jika perlu mencuri kendaraan dan menabrakkan diri ke kerumunan orang seperti serangan truk di Nice, Perancis (15/7/2016) dan juga London.
Berkat modal indoktrinisasi terorisme yang sudah tertanam di dalam dirinya, ia bisa menyerang sasaran yang dianggapnya musuh menggunakan sebilah pisau, peledak berdaya rendah,bahkan kalau perlu merebut senjata dari aparat keamanan.
Source | : | www.bbc.com,www.dailyexpress.com |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR