Anda bisa langsung memulai chat dengan admin WhatsApp-nya dan menanyakan hal-hal yang ingin Anda ketahui.
Ketiga, mendapat dukungan secara real-time. Perusahaan bisa menyediakan solusi-solusi praktis atas keluhan pengguna atau tutorial dan pengenalan mendalam terkait produk yang mereka jajakan melalui fitur ini.
Baca Juga : Inilah Kisah Lain dari Dyah Putri Utami, Pengantin Baru yang Tuliskan 'Suamiku Selamat Jalan'
Untuk setiap pesan yang dikirim perusahaan ke target market mereka, WhatsApp mengenakan biaya 0,5 hingga 9 sen (Rp 71 hingga Rp 1.200), berdasar lokasi.
“Perusahaan akan membayar setiap pesan yang mereka kirim, sehingga tak berantakan ketika sampai ke pengguna,” begitu tertera pada blog resmi WhatsApp, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Jumat (3/8/2018).
Semua pesan antara perusahaan dan pasarnya pun bakal diamankan dengan enkripsi end-to-end.
Jika tak berkenan, pengguna juga bisa memblok akun perusahaan semudah memblok akun biasa. Sejauh ini WhatsApp belum tertarik memonetisasi layanannya dengan membubuhkan iklan.
Hal ini untuk menjaga kenyamanan pengguna dalam berinteraksi. Apakah model bisnisnya akan terus mengandalkan pada WhatsApp Business? Kita lihat saja ke depannya. (Fatimah Kartini Bohang/Kompas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Begini Cara WhatsApp Cari Duit dari Layanan "Business"."
Source | : | kompas |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR