Semula ia melakukan pencarian dan pengamatan ke sejumlah desa di pinggiran Jakarta dan Cibubur. Yang dicari Rano adalah rumah Betawi tipe Bapang, yang biasanya dihuni masyarakat Betawi kelas bawah.
Baca juga: Bubur Ase Khas Betawi
Tapi penelitian itu tak memberi hasil memuaskan. Tak disangka-sangka, ketika berjalan-jalan ke belakang rumah tempat tinggalnya di Kelurahan Lebak Bulus, Rano malah menemukan suasana perkampungan Betawi sebagaimana yang diinginkannya.
Termasuk rumah Bapang yang diincarnya, sekalipun cuma tinggal tiang dan genteng. "Rumah milik Haji Tatung yang dibangun tahun 57 itu, saya bangun kembali atas seizin empunya rumah."
Rano juga khusus membeli mobil opelet, yang merupakan angkutan umum khas pinggiran kota Jakarta. Supaya kendaraan antik itu tak ngadat selama syuting berlangsung, "Saya ganti mesinnya dengan mesin jip CJ 7 yang dijamin tokcer," ujar Rano sambil tersenyum.
Pokoknya, lanjut Rano, "Demi wasiat almarhum Bapak, seberat dan sesusah apa pun hambatan yang muncul akan saya hadapi dan tanggulangi. Sinetron ini harus berhasil."
Kembali pada cerita Si Doel, bagaimana akhirnya nasib Sarah? Sukseskah penelitiannya? Akankah kekagumannya pada Si Doel berubah menjadi cinta atau tetap berwujud sekadar simpati?
Silakan tebak sendiri jawabannya sebelum menonton. Kalau rnenebaknya benar, mungkin Anda memang punya bakat menulis skenario. (A. Asianto)
Baca juga: Mau Menikmati Makanan khas Betawi Arab? Mampirlah ke Warung Nasi Kebuli Abu Salim
Source | : | Nova |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR