Sejak itu, setiap dalam perjalanan, Mangil membawakan rokok Bung Karno supaya selalu utuh, tidak ada yang berani minta rokok padanya, karena Mangil sendiri tidak merokok. Tetapi kalau keluar istana, selain air putih juga Ovaltine yang selalu disediakan oleh Pembantu Inspektur Polisi Sogol, anggota DKP.
BK senang sekali menonton pergelaran wayang kulit di Istana Negara. Dalam suatu pertunjukan wayang, ia kagum akan kepahlawanan dan kepatriotan Gatotkaca.
Pernah suatu pagi, seusai menonton pertunjukan wayang kulit, BK bertanya kepada Sugandhi, "Ndi, lucu tidak banyolannya tadi malam?" Sugandhi menjawab, "Lucu sanget, Pak (lucu sekali, Pak)."
Baca juga: Sejarah Stadion Utama Gelora Bung Karno: Ada Ambisi Soekarno di Dalamnya
"Coba tirukan, apa yang kau anggap lucu," kata BK lagi. Sugandhi tidak dapat menirukan dan dengan terus terang menjawab, "Dalem mboten ningali, Pak (saya tidak nonton, Pak)." Bung Karno hanya tertawa mendengar pengakuan jujur itu.
Bung Karno juga senang menari lenso dalam acara-acara khusus, baik di Istana Merdeka, Istana Negara, Istana Bogor, atau Istana Cipanas.
Untuk melayani BK santai, dibentuklah kelompok band ABS, Asal Bapak Senang. Semua lagu kesenangan BK dipelajari dengan baik. BK merasa cocok dengan adanya tim kesenian ini.
Pernah pada suatu hari, Bung Karno dan Ibu Hartini mendapat undangan makan di tempat peristirahatan Duta Besar Amerika Serikat Howard Jones di Puncak, Cipanas.
Sehabis makan siang, Bung Karno memanggil saya dan bertanya, "Anak-anak ada atau tidak?" Sayang, tidak ada.
Namun, itu tidak mengalangi Bung Karno menari lenso dengan Ny. Jones, diiringi nyanyian oleh semua anggota polisi pengawal pribadi, sambil menabuh peralatan dapur seadanya untuk memberikan suara dan irama lenso yang dikehendaki BK.
Tanpa alat musik pun, tari lenso berlangsung meriah. Selain BK, juga ikut menari Ibu Hartini, Duta Besar Howard Jones dan nyonya, juga para anggota staf Kedutaan Besar AS.
Seusai acara, alat-alat dapur tadi pada penyok.
Baca juga: Petinggi Uni Soviet: Soekarno Terlalu Suka Berpesta dan Berdansa
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR