Tidak ada keluarganya yang hadir, mengingat jarak Jakarta - Purwokerto yang 445 km itu termasuk jauh.
Jaksa mendakwa Rio telah menganiaya hingga menyebabkan kematian Jeje Suraji. Tindakan itu juga dikategorikan sebagai pembunuhan berencana, karena Rio terbukti telah lebih dulu menyiapkan senjata dua buah martil.
Kejahatannya ditambah lagi dengan usahanya merampas harta korban. Di persidangan juga terungkap, Rio setidaknya sudah membunuh tiga orang di berbagai kota.
Semua dilakukan dengan motif perampasan kendaraan milik korban. Kekejaman saat membunuh korban-korbannya, juga menjadi catatan tersendiri dalam persidangan.
Berdasar bukti-bukti itu, 14 Mei 2001, Rio divonis mati. Mendengar keputusan hakim, ia mengaku pasrah. "Saya bersyukur karena tidak mati saat sedang melakukan kejahatan. Tetapi mati dalam hukuman, mati dalam bertobat," katanya kepada para wartawan sesaat setelah vonis dijatuhkan.
Meski begitu, upaya banding tetap dilakukan para pengacara. Sementara Rio terus menjalani hukumannya di LP Kedungpane, Semarang, sebelum akhirnya dipindahkan ke LP Permisan di Pulau Nusakambangan.
LP yang terletak di di sebuah di selatan Cilacap ini terkenal sebagai tempatpara narapidana yang menjalani hukuman berat atau hukuman mati.
Di LP Permisan, Rio bertingkah laku baik. Tak ada peristiwa menonjol, meski di kalangan napi namanya sudah terkenal sebagai pembunuh kejam.
Selain para pembunuh, perampokan dengan kekerasan, serta koruptor, di LP itu ditempatkan juga terpidana mati Kasus Bom Bali I, yakni Amrozi, Mukhlas, dan Abdul Aziz alias Imam Samudera.
Kelakuan Rio semakin bertambah baik, terutama setelah mendapat teman satu sel, Iwan Zulkamain. Kabarnya Rio mudah akrab dengan Iwan lantaran merasa sama-sama berasal dari Sulawesi, walau latar belakang kejahatan mereka jauh berbeda.
Bekas pegawai PT. Pos Indonesia itu adalah terpidana kasus korupsi bilyet giro setoran pajak PT. Semen Tonasa senilai Rp42 miliar yang divonis 16 tahun di penjara.
Iwan pula yang menuntun Rio belajar membaca Alquran. Hidup di penjara memang membuat Rio banyak beribadah. Kitab suci Alquran dimilikinya beberapa buah, selain ada pula buku-buku keagamaan lain. Kabarnya, ia tidak pernah lupa menjalankan salat wajib, termasuk salat malam.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR