"Pak, Pak, tunggu Pak!" Pelayan itu berteriak agak keras, untuk menghentikan Rio sambil berusaha menarik perhatian sekitarnya. la langsung menyusul Rio ke parkiran.
Dikira maling
Teriakan itu rupanya membuat Rio panik. la berusaha memasuki mobil. Tapi para petugas keamanan hotel yang sudah curiga ada ketidakberesan sudah lebih sigap dan memburunya. Rio terpancing melawan mereka dengan kekerasan. la mengamuk membabi-buta, menyerang petugas satpam.
Timbul kegaduhan di ruang parkir, yang segera menarik banyak orang di sekitar hotel untuk menengok.
Melihat ada seseorang yang berkelahi dengan satpam, lebih banyak orang yang akhirnya berdatangan dan membantu. Dalam waktu singkat, Rio berhasil diringkus. Semula orang-orang mengira yang dibekuk adalah maling, sehingga Rio langsung dikeroyok tanpa ampun. Wajahnya babak belur.
Rio akhirnya diamankan dengan cara diikat di pos keamanan. Tapi ia tetap berusaha kabur dengan meronta-ronta. Seluruh petugas bersiaga sekaligus emosi, karena tidak setiap hari mereka menghadapi kondisi itu.
Sejumlah pegawai hotel segera tersadar, mereka tidak melihat Jeje, yang memang mereka kenal baik karena biasa menyewakan mobil kepada tamu-tamu hotel. "Pak Jeje mana? Cari Pak Jeje."
Beberapa orang bergegas berlari menuju kamar 135. Pintu dibuka dengan kunci cadangan.
Saat dibuka, pemandangan di dalam sungguh mengenaskan. Tubuh Jeje ditemukan terduduk di kursi hotel dalam keadaan tidak bernyawa lagi, ditutupi seprai dan selimut. Kepala bagian belakang terlihat hancur.
Darah berceceran di lantai dan dinding. Para pegawai hotel merasa tegang melihat kenyataan itu terjadi di tempat mereka bekerja.
Tak lama Polisi yang dikontak, segera datang dan memeriksa TKP. Melihat kejahatannya serius, dengan korban tewas bersimbah darah, mereka segera mengontak kantor di Polsek Baturaden untuk menurunkan tim yang lebih lengkap. Hari itu Baturaden yang sehari-harinya adem ayem, mendadak gempar.
Pergaulan preman
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR