Semangat demokrasi masyarakat Roma memberontak. Pada tanggal 15 Maret tahun 44 sebelum Masehi, Caesar pergi ke senat. Sore itu Cleopatra terisak-isak dipetamanan villanya, menangis seperti kehilangan akal.
Kekasihnya pagi itu dibunuh oleh komplotan Brutus. ("Tu quoque Brute! Engkau juga Brutus teriak Caesar ketika melihat bahwa Brutus, anak angkatnya ikut serta dalam komplotan. Kata-kata Caesar itu seperti diketahui, kemudian menjadi kata bersayap.) Tiga minggu kemudian perahu pribadi Cleopatra mengembangkan layar, menuju Alexandria.
Negara Romawi yang begitu luas kehilangan satu-satunya orang yang mampu mengendalikannya. Siapa penggantinya? Sekali lagi Roma dilanda peperangan. Octavianus anak angkat Caesar dan Antonius bersaingan memperebutkan kekuasaan.
Waktu berlalu. Tabir panggung sejarah terbuka. Perahu mewah dengan layar merah jingga berlabuh didepan kota Tarsos, Asia Kecil. Di bagian buritan kapal ada hiasan berupa kepala gajah terbuat dari emas; itu atap pelindung pengemudi kapal.
Dayung-dayung berlapiskan perak menepuk permukaan air, mengikuti irama seruling, tambur dan kecapi.
Dibawah tenda bersulam emas berbaring seorang wanita yang berpakaian seperti Aphrodite, dewi Asmara. la dikerumuni dayang-dayang dan bidadari yang mengipasi Ratu mereka dengan bulu burung onta.
Kanak-kanak lambang dewa Asmara berkeliaran disekelilingnya. Bau wewangian memenuhi ruangan.
Wanita itu Cleopatra. la sedang menunggu kedatangan Antonius, anggauta tritunggal ke-II yang antara lain diserahi daerah Mesir. Maksud Cleopatra cukup jelas. la berpakaian sebagai dewi Asmara dan Kecantikan. Bekas kekasih Caesar hendak menaklukkan jenderal baru.
Antonius datang, lelaki berumur 42 tahun yang bertubuh gemuk dan besar. "L'enfant colossale" atau playboy istilahnya sekarang. Pesta pora mulai. Menurut kebiasaan jamuan makan pada waktu itu para tamu berbaring.
Kasur dibuat dari kembang mawar. Selesai jamuan makan yang serba mewah, para tamu diberi hadiah. Mereka dipersilahkan membawa pulang piala anggur, alat-alat makan yang mereka pergunakan selama jamuan, tandu yang mengantarkan pulang mereka atau kuda berikut perlengkapannya, bahkan tempat mereka berbaring.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR