Seperti yang dikutip detik.com, peneliti Badan Riset SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Dharmadi, yang fokus meneliti hiu dan pari, mengatakan keberadaan hiu paus itu di perairan Teluk Jakarta bukanlah hal yang baru. Dia menduga hal itu disebabkan perairan di Teluk Jakarta saat ini sedang dibanjiri makanan untuk ikan hiu tersebut.
"Teluk Jakarta itu saat ini sedang ada pelimpahan makanan. Jadi lokasi itu menjadi salah satu tujuan migrasi hiu paus tersebut. Saya menduga, keberadaan hiu paus itu karena faktor makanan," kata Dharmadi.
Dharmadi menerangkan habitat asli hiu tersebut sebenarnya di perairan dalam. Namun hiu itu juga sering ke perairan dangkal untuk mencari makanan. Oleh karena itu, jika tidak segera kembali ke perairan dalam, hiu itu bisa terjebak dan terdampar.
"Yang dikhawatirkan pada saat pasang dia mencari makan di perairan Teluk Jakarta. Kemudian, pada saat surut, dia terjebak dan tidak bisa kembali ke perairan dalam. Itu yang sering terjadi," katanya.
Meski dinyatakan sistem reproduksinya ovovivipar (bertelur dan beranak), tidak pernah ada informasi pasti mengenai berapa lama dia mengandung, dimana dia melahirkan, serta berapa jumlah anak yang dikandung dalam satu siklus. Data yang pernah ditemui hanya ketika hiu paus betina yang sedang hamil ditangkap di Taiwan. Saat itu ditemui 300 embrio yang berukuran 48-58 cm.
Jika pola kunjungan ke Kepulauan Seribu bisa ditelusuri, maka kehadiran hiu paus ini akan menjadi atraksi menarik bagi wisatawan.
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR