Rekaman tidak hanya dilakukan di dalam negeri. Antara 1951-1952 Irama juga memproduksi PH di luar negeri. Berkat kunjungannya ke industri musik luar negeri, Mas Yos dipercaya mencetak dan mengedarkan PH dari perusahaan Jepang, Amerika, dan Eropa di Indonesia. Sebagai imbalan, Irama membayar royalti untuk setiap PH yang dijualnya.
Mas Yos terinspirasi memproduksi PH stereo pertama di Indonesia pada tahun 1961. Lahirlah album “Semalam di Malaysia”, menampilkan OSD (Orkes Studio Djakarta) pimpinan Sjaiful Bahri.
Sjaiful Bahri juga pernah menjadi Direktur Musik Perusahaan Film Negara Malaysia. Dia juga yang “menemukan” Titiek Puspa yang gagal di ajang lomba Bintang Radio di RRI Jakarta tahun 1954.
Munif Bahasuan pada tahun 1955 ia membentuk OM Kelana Ria bersama Adikarso. Langkah besar grup ini adalah “melahirkan” Ellya Khadam dengan lagu ciptaanyang dibawakannya sendiri, Boneka dari India. Pada 1960-an Munif bergabung dengan pemusik jazz Nick Mamahit, Jack Lesmana, dan Bill Saragih.
Yang juga berperan di Irama adalah Orkes Medenasz yang didirikan oleh Dimas Wahab pada 1963 saat ia berusia 16 tahun. Mulai tahun 1964, Medenasz diasuh pengarah acara musik TVRI Hamid Gruno, hingga mengisi acara tetap di TVRI, Gaja dan Irama. Setelah Medenasz bubar, Dimas Wahab membentuk The Pro’s yang nyaris tak memiliki album rekaman kecuali PH “Bob Tutupoly with The Pro’s” yang direkam di Singapura dengan label Star Swan.
Lokananta, dokumentasi kebudayaan musik
Tahukah Anda, komikus besar Jan Mintaraga adalah personel pertama Kus Bros, cikal bakal Koes Plus? Ya, Kus Bros, band yang didirikan pada 1959 itu mula-mula beranggotakan Jan (8 November 1941 – 14 Desember 1999), Djon Koeswoyo (1932), Yok Koeswoyo (1943), Yon Koeswoyo (1940), Nomo Koeswoyo, dan Tony Koeswoyo (19 Januari 1936 – 27 Maret 1987). Adikarso, pendiri OM Kelana Ria dan pencipta lagu Papaja Cha Cha Cha, mengajak mereka ke Irama.
Pada saat itu pembayaran royalti pada pencipta lagu berlangsung tertib. Itu terjadi karena peran Mas Yos berdasarkan pengalaman bisnisnya dengan perusahaan rekaman mancanegara seperti RCA, Polydor, dan Philips. Mas Yos selalu membayar royalti kepada pencipta lagu mancanegara yang lagunya direkam dan dijual di Indonesia. Cara yang sama dia terapkan kepada pencipta lagu dan penyanyi di dalam negeri.
Mas Yos menyarankan agar nama Kus Bros diubah menjadi Kus Bersaudara. Sukses. Tapi ketika peta politik berubah, Kus Bersaudara terkena dampak. Sentimen anti-Barat mendorong Pemerintah memberlakukan Penpres No. 11/1965 yang melarang musik ngak-ngik-ngok dari Inggris dan Amerika Serikat. Tony dan adika-diknya, yang masih sering membawakan lagu-lagu The Beatles, pada 29 Juni 1965 ditangkap polisi dan dijebloskan ke penjara Glodok. Kus Bersaudara, yang berubah menjadi Koes Bersaudara, mendekam sampai 27 September 1965.
(Ternyata Mendengarkan Musik Bisa Meningkatkan Kualitas Seks)
Ketika Nomo Koeswoyo keluar dari Koes Bersaudara, masuklah Murry, mantan pemain drum Patas Band. Koes Bersaudara menjadi Koes Plus pada 1969.
Pada 29 Oktober 1955 pemerintah mendirikan perusahaan rekaman Lokananta di Surakarta (Solo). Tujuannya semula adalah untuk merekam dan menggandakan PH bagi 49 studio RRI di seluruh Indonesia. Pada tahun 1961 ditetapkan sebagai perusahaan negara melalui PP No. 215/1961. Pada 1972, ketika pita kaset mulai menggantikan PH, perusahaan ini juga memproduksi kaset.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR