Malam seks biasa berlangsung sampai menjelang pagi. Semua melibatkan uang yang ujungujungnya masuk ke kantong petugas. Jumlahnya bisa melampaui gaji mereka. Selamat datang di Hotel Kerobokan.
Tiga kali kapasitas
Kerobokan adalah penjara terbesar di Bali. Luas keseluruhan 4 ha, dibangun dengan cepat pada 1976, menggantikan penjara di Denpasar yang kemudian diubah menjadi mal.
Ketika Thomas pertama kali masuk (ia dua kali menghuni Kerobokan, bahkan pernah lari ke Jakarta dan tertangkap sampai dipenjara di LP Cipinang) awal 1990, jumlah penghuni cuma 320 orang.
Sekalipun harus berbagi dengan napi lain, Thomas rutin mendapat pasokan narkoba dari pacarnya yang setiap hari berkunjung. Uang diserahkan ke penjaga, narkoba terbungkus plastik diselipkan di dalam vaginanya.
Penjara yang semula diperuntukkan bagi narapidana laki-laki itu lama-lama makin penuh sampai hampir 1.000 orang. Blok W sebagian diperuntukkan bagi perempuan dan sebagian waria.
Baca juga: Kepala Lapas Sukamiskin Bandung Ditangkap KPK, Ini Dugaan Kasusnya
Di Kerobokan, yang disebut "Pemuka" karena paling disegani adalah Saidin. Bekas tentara itu masuk setelah vonis 15 tahun akibat pembunuhan dengan memenggal kepala, demi bayaran Rp 3 juta, Maret 1998.
Ia dibantu Tony, adiknya. Desember 1999, Tony menggalang pelarian besar-besaran.
Memanfaatkan kelemahan 14 penjaga yang sehari-hari bahkan menyerahkan kunci kepada para "tamping" (pemimpin blok alias anak buah "Pemuka"), mereka membuat kegaduhan.
Ada ledakan, ada kebakaran. Tapi tak semua tahanan ikut. Hanya 289 yang lari, dan setelah pengejaran dan penggerebekan, 104 orang tertangkap lagi. Dalam beberapa minggu, dua lusin lagi tahanan tertangkap.
Tak satu pun dari 54 tahanan perempuan ikut lari. Padahal niat semula Tony ingin mengajak Nita Ramos, pacarnya yang pengedar narkoba asal Filipina. Tapi gagal.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR