Intisari-Online.com- Zaman dahulu 'darah naga' sering diasosiasikan sebagai salah satu bahan untuk kegunaan ritual magis.
Bahkan nama darah naga sendiri menandakan darah yang didapat dari makhluk mitos yang konon dapat lakukan hal-hal ajaib dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Anehnya, darah naga tidak hanya "nyata" tetapi juga telah digunakan sejak zaman kuno sebagai obat, dupa, pewarna, dan pernis.
Dalam beberapa ensiklopedia abad pertengahan, darah naga disebutkan sebagai darah naga atau gajah yang sebenarnya tewas dalam pertempuran mematikan.
Baca Juga: Berhasil Contek Rudal Udara Buatan AS, Kini Iran Siap Menggunakannya Untuk Menggempur Israel
Kenyataannya, darah naga sebenarnya adalah getah dari berbagai tanaman.
Termasuk Croton, Dracaena, Daemonorops, Calamus rotang, dan Pterocarpus.
Yakni karena pigmen warna tanaman yang merah maka mereka disebut darah naga.
Baca Juga: Terlalu Mengandalkan Teknologi, Pasukan Khusus AS Bisa dengan Mudah 'Dilumpuhkan' Pasukan Khusus TNI
Dalam buku “Modern Herbal” karangan Maud Grieve yang terbit pada 1931, disebuatkan tentang suatu buah beri sebesar ceri.
Ketika matang, buah itu ditutupi getah berwarna kemerahan yang dapat dambil.
Catatan sejarah orang-orang Romawi dan Yunani juga mencatat Dracaena cinnabari sebagai sumber darah naga 'asli.'
Baca Juga: Jangan Sampai Tertipu, Ini Perbedaan Celana Jeans Mahal dan Murah
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR