Sementara itu perundingan di Panmunjom yang telah dimulai sejak Oktober 1951 terus berlangsung, walau sering diselingi penghentian oleh kedua pihak yang berseteru.
Sebelumnya, perundingan untuk mencapai gencatan senjata, pertukaran tawanan preang, dan lain-lain itu diadakan di kota Kaeosng sejak 10 Juli 1951.
Sewaktu perundingan dilakukan, maka permusuhan tetap berlangsung, dan kedua pihak melakukan konsolidasi serta penambahan kekuatan.
Sehingga jika kekuatan PBB tahun 1952 tercatat sekitar 678 ribu pasukan, pada pertengahan 1953 meningkat menjadi sekitar 932.500 orang, yaitu 302 ribu pasukanAmerika, 590 ribu pasukan Korsel, dan 39 ribu dari negara PBB lainnya.
Pada 26 April 1953 perundingan Panmunjom dimulai lagi, walau pertempuran masih tetap terjadi.
Posisi kedua pihak tidak banyak berubah, masih di sekitar garis paralel ke-38.
Pada 27 Juli, persetujuan gencatan senjata tercapai dan ditandatangani.
Gencatan senjata berlaku mulai malam itu juga.Sedangkan pertukaran tawanan perang dilakukan selama satu bulan, 5 Agustus hingga 6 September.
Karena berakhir dengan gencatan senjata baik pihak Korut maupun sekutunya merasa tidak menang dan kalah demikian pula pihak Korsel dan sekutunya.
Tapi Korut dalam Perang Korea selalu menjadi pihak yang berinisiatif menyerang sedangkan Korsel dan sekutunya hanya bertahan.
Mental Korut yang ingin selalu menyerang itu ternyata berlangsung hingga saat ini, termasuk ingin menyerang AS menggunakan rudal nuklir.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR