Intisari-Online.com - Kemarin (26/1) Presiden Indonesia Joko Widodo menerima tamu istimewa di Istana Merdeka, Jakarta. Siapa dia? Benar, dialah Antasari Azhar, mantan ketua KPK yang divonis 18 tahun penjara pada 2009 lalu karena dituduh terlibat dalam kasus kematian Nasrudin Zulkarnai, bos PT Putra Rajawali Bantaran.
Dilaporkan Kompas.com, Antasai hendak berterimakasih atas grasi yang diberikan oleh Sang Presiden. “Terimakasih atas grasi yang sudah diberikan Beliau. Itu saja,” ujar Antasari kepada wartawan, mantab. Apakah hanya itu yang mereka bicarakan?
(Rumah Rani Rata dengan Tanah, Ke Mana Dia Setelah Kasus Antasari?)
Terlepas dari itu, ada beberapa hal dalam perkaranya yang dirasa belum tuntas. Ia masih penasaran dengan aktor intelektual perkara yang dituduhkan kepadanya, yang hingga sekarang masih belum terungkap.
Untuk menelusuri hal itu, Antasari melaporkan dua perkara ke Polda Metro Jaya, 2011 silam. Laporan dibuat saat menjalani dua tahun masa tahanan. Pertama, perkara dugaan penyalahgunaan informasi teknologi melalui pesan singkat (SMS). Kedua, laporan mengenai dugaan saksi palsu yang mengaku melihat SMS itu.
Terkait laporan pertama, salah satu saksi ahli bidang IT dalam persidangan Antasari bernama Dr Ir Agung Harsoyo mengatakan, pesan singkat berisi ancaman kepada Nasrudin hanya seolah-olah berasal dari ponsel Antasari.
Saksi ahli mengatakan, hal itu diduga kuat dikirim melalui jaringan lain menggunakan perangkat teknologi tersendiri.
Antasari pun melaporkan saksi yang mengaku melihat SMS ancaman itu atas dugaan memberikan kesaksian palsu di persidangan.
Hingga 2016 ini, laporan tersebut belum dicabut, bahkan juga belum ditindaklanjuti oleh Polda Metro Jaya. Ketika ditanya apakah kedatangannya ke Istana sekaligus dalam rangka memohon ke Presiden Jokowi supaya laporannya ditindaklanjuti, Antasari menampiknya.
“Oh enggak, enggak, enggak,” lanjut dia sembari melenggang masuk ke ruang tunggu tamu Presiden. Antasari baru memasuki Istana Merdeka sekitar pukul 15.15 WIB. Pertemuan yang dinanti-nanti itu berlangsung tertutup.
Sssstt...
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR