"Orang itu menelepon dan mengatakan para penculik anak sedang dalam perjalanan dan harus dihentikan," kata Gulshan Daolagupu, wakil kepala distrik Karbi Anglong.
Warga kemudian mencegat mobil kedua pemuda itu. Warga yang yakin sudah menangkap para penculik anak-anak langsung menghajar mereka.
Tak hanya itu, mereka merekam aksi brutal tersebut dan mengunggahnya ke media sosial. Rakyat India pun terhenyak.
Polisi akhirnya turun tangan melakukan investigasi untuk mencari orang yang memprovokasi serangan itu. Seorang pengemudi taksi berusia 35 tahun dicokok.
Baca juga: Dua anak Pemulung Tewas Tertimbun Tumpukan Sampah Saat Mengais Mainan
Dalam pemeriksaan, dia hanya mengaku amat yakin sudah menangkap anggota jaringan penculik anak-anak.
Selain sang sopir taksi, sekitar 50 orang ditahan terkait serangan brutal tersebut.
"Jika tak ada media sosial di sana, jika harga smartphone tetap mahal, peristiwa ini tak mungkin terjadi," kata kepala kepolisian distrik Karbi Anglong, GV Siva Prasad.
"Kabar menyebar dengan cepat, tak ada yang bisa mencegahnya. Penyebarannyahampir seperti kecepatan cahaya," tambah Prasad.
Sebulan setelah insiden itu, desa Panjuri Kachari nyaris kosong. Hanya beberapa perempuan, anak-anak, dan orang tua yang tersisa.
Para pria dan pemuda kini berada di tahanan polisi atau menjadi buronan. Pembunuhan berdasarkan kecurigaan atau informasi yang salah sebenarnya bukan fenomena baru di India.
Namun, keberadaan telepon pintar dan akses internat yang bahkan kini bisa dinikmati di kawasan-kawasan miskin dan terisolasi semakin memperkeruh masalah.
Pembunuhan Nilotpal Das dan Abhijeet Nath menjadi pembicaraan di kalangan warga terpelajar di wilayah urban India.
Kondisi ini semakin menebalkan persepsi bahwa warga di pedesaan amat terbelakang dan tak mengenal hukum sama sekali.
"Semua orang kini merasakan hal tersebut bisa menimpa anak mereka atau diri mereka sendiri," kata Ittisha Sarah (25), teman kedua pemuda yang tewas itu.
"Perasaan itu amat memengaruhi banyak orang. Sebab, setiap orang bisa menjadi korban insiden brutal semacam ini," tambah Sarah. (Ervan Hardoko)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua Bulan Terakhir, Penyebaran Hoaks Sebabkan 20 Warga India Tewas".
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR