"Apa yang membuat kamu tertarik jadi joki?" tanya Subandi mulai melancarkan serangannya.
"Ya, untuk membayar uang sekolah dan menambah belanja ibu," kata Bimo tanpa ragu.
"Memangnya kamu sekolah di mana?" sambung Santo.
"Di SMP Bakti Ibu, tak jauh dari sini. Saya masuk siang. Karena itu pagi hari saya gunakan untuk mencari uang. Soalnya, kasihan ibu membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan kami."
"Memangnya ayahmu di mana?"
Sejenak Bimo kelihatan ragu dan tampaknya pertanyaan ini sulit untuk dijawabnya. "Saya tidak tahu ke mana dia. Tapi yang pasti, ia sudah lama tidak pernah pulang."
"Menurut Chandra, kamu baru saja pindah daerah operasi. Mengapa kamu sampai pindah, bukankah itu berarti kamu kehilangan pelanggan yang sudah kamu kenal sejak lama?" tanya Subandi.
"Memang benar sih apa yang Mas bilang. Tapi karena suatu hal yang tidak bisa saya jelaskan, saya pindah ke daerah Gatot Subroto sehingga saya bisa berkenalan dengan Chandra."
Setelah bercakap-cakap sekitar tiga perempat jam, akhirnya Subandi, Santo, dan Chandra mohon diri. Tak lupa Santo menyelipkan uang Rp10 ribu ke saku Bimo yang segera mengucapkan terima kasih.
"Kalau kamu mau ikut sekalian ke pangkalanmu juga boleh, Bim," kata Santo dengan ramah.
"Baik, Mas. Saya pamitan dulu sama ibu," katanya sambil menyelinap masuk.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR