"Untuk kelas IPS sebanyak 108 anak, IPA sebanyak 252 anak, dan Bahasa sebanyak 36 anak," ujarnya.
SKTM SMAN 2 Ungaran Sementara itu, di SMAN 2 Ungaran, jumlah siswa peserta PPDB yang menggunakan jalur tidak mampu sebanyak 80 anak.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 2 Ungaran Kenya mengungkapkan, jumlah siswa yang mendaftar dari jalur tidak mampu sebenarnya ada 84 anak, tetapi empat di antaranya mundur sebelum panitia melakukan survei.
"Hingga saat ini kami masih melakukan analisis dan survei untuk 80 peserta yang mendaftar melalui jalur SKTM ini," kata Kenya.
BACA JUGA: Sekolah Anak-Anak Petinggi Google Dan Apple Justru Mengharamkan Teknologi
Ia menjelaskan, jumlah siswa yang akan diterima di SMAN 2 Ungaran tahun ini sebanyak 432 anak.
Ia mengakui, jumlah peserta PPDB jalur SKTM tahun ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu.
Ia menduga, membeludaknya peserta yang mendaftar melalui jalur SKTM disebabkan kemudahan untuk mendapatkan SKTM di desa atau kelurahan.
"Tahun lalu ada 13 orang yang menggunakan SKTM, hasil verifikasinya sesuai. Tahun ini ada 80 yang akan kami verifikasi," ujarnya.
Terkait mudahnya orangtua mendapatkan SKTM untuk mendafatar sekolah, pihaknya berharap Pemkab Semarang memberikan pembekalan kepada pihak kelurahan atau desa agar lebih selektif dalam menerbitkan SKTM, apalagi mendekati masa PPDB.
"Seharusnya pihak desa atau kelurahan yang benar-benar tahu kondisi warganya, jangan mudah membuat SKTM saat mendekati pendaftaran sekolah,” ujarnya.
Seperti diketahui, PPDB online SMA/SMK dibuka sejak 1 Juli hingga 6 Juli. Namun, proses verifikasi dan analisis data peserta oleh sekolah masih tetap dilakukan hingga 10 Juli 2018.
SKTM merupakan salah satu syarat bagi peserta PPDB online yang hendak masuk melalui jalur masyarakat kurang mampu. Pengumuman lolos tidaknya siswa yakni pada 11 Juli 2018. (Syahrul Munir)
Setelah diterima, pada 12 dan 13 Juli masing-masing peserta harus melakukan pendaftaran ulang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Ternyata Rumahnya Besar dan Punya Mobil, Jadi SKTM-nya Kami Tolak..."".
Penulis | : | |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR