Manusia sebenarnya secara alamiah dapat mengenai medan geopatogen mengingat tubuhnya adalah konduktor yang baik, yang bisa meneruskan arus listrik.
Hanya tingkat kepekaan setiap orang berbeda. "Pada orang yang peka, pengaruh medan elektromagnetik ini ada yang langsung terasa, misalnya rasa dingin, kesemutan ataupun langsung timbul rasa pegal akibat spasme (kontraksi) otot. Orang yang tidak peka mungkin tidak merasakan apa-apa. Namun kalau proses berlangsung lama, maka akan muncul berbagai gejala seperti badan merasa tidak segar, tidur tak nikmat, kejang kaki, mudah sakit, gangguan sistem kardiovaskuler dan gangguan metabolisme, lalu gangguan pada sistem saraf pusat berupa sulit berkonsentrasi, gangguan hormonal berupa kemandulan atau impotensi, dan pada stadium akhir timbulnya tumor,” kata dr. Jatno.
(Baca juga: Suasana Mistis Air Terjun Sri Gethuk)
Penangkalnya garam dan kertas koran
Hingga kini, kata Jatno mengakui, belum ada satu pun keterangan yang bisa menjelaskan mekanisme gejala-gejala tadi.
Akan tetapi dia lalu menghubung-hubungkan antara pengertian medan biologis dengan medan elektromagnetik.
“Adanya medan biologis, yang memang terdapat pada makhluk hidup dan pengertian tersebut sudah disepakati para biolog ini telah lama dapat ditunjukkan dengan adanya resting membrane potential pada berbagai sel. Resting membrane potential pada otot bergaris berbeda dengan otot polos, lain dengan otot jantung ataupun sel otak. Interaksi antara medan elektromagnetik dan medan biologis inilah yang mempengaruhi timbulnya keluhan pada penderita itu.
Salah satu peneliti melaporkan, medan elektromagnetik ini dapat berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh sehingga mengakibatkan orang mudah jatuh sakit.”
Selain pengaruh gelombang elektromagnetik, bisa jadi keluhan-keluhan fisik tadi disebabkan oleh energi kuantum yang mungkin terlepas.
Mengutip laporan dalam Majalah Physics Today edisi April 1989, dr. Jatno menyatakan kita tidak boleh meremehkan pengaruh interaksi antara bumi, udara, radon, dan rumah.
Keempat unsur ini merupakan sumber radiasi yang cukup besar, yang menurut pengarangnya setara dengan radiasi di Chernobyl.
Lalu bagaimana cara mengatasi musuh misterius tak kasat mata ini, jika benar ada aliran air di bawah tempat tidur atau ruang kerja?
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR