Intisari-Online.com - Perang dagang di depan mata setelah Amerika Serikat (AS) menerapkan tarif impor hingga senilai US$ 34 miliar atas produk dari China, mulai Jumat waktu AS.
Bila perang dagang meluas, ekonom mengingatkan, bisa menenggelamkan ekonomi AS ke jurang resesi, mengakhiri ekspansi ekonomi terpanjang kedua dalam sejarah AS.
Meskipun ekonomi AS sekarang kuat, pebisnis dan investor semakin khawatir dengan kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump. Sebab, langkah Trump itu bisa memicu pembalasan dari negara lain.
Seperti dikutip CNNMoney, ekonom Bank of America Merrill Lynch Michelle Meyer mengingatkan akhir bulan lalu bahwa konfrontasi perdagangan secara global kemungkinan akan mendorong AS dan seluruh dunia ke jurang resesi ekonomi.
Baca juga: 8 Foto Paparazzi Paling Terkenal: Dari Mengungkap Perselingkuhan Hingga Tindakan Penganiayaan
Perang dagang akan menimbulkan efek domino. Awalnya pebisnis akan terpukul dengan biaya lebih tinggi akibat efek kenaikan tarif.
Kemudian, perusahaan kesulitan mencari tahu bagaimana mendapatkan bahan baku yang mereka butuhkan.
Akhirnya, kepercayaan di kalangan eksekutif dan rumah tangga akan menurun. Pebisnis akan merespons dengan menarik kembali rencana belanjanya.
"Kami masih banyak langkah untuk menjauh dari perang dagang penuh. Namun ketegangan perdagangan cenderung memburuk," kata Meyer.
Trump akan memberlakukan tarif impor produk-produk dari Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa. Tahap awal, pengenaan tarif impor diberlakukan atas produk dari China yang berlaku Jumat (6/70.
Pemerintahan Trump juga menimbang tarif impor otomatis dan pembatasan investasi China pada perusahaan teknologi AS.
China sendiri menuduh AS memulai perang dagang terbesar dalam sejarah ekonomi dunia. China tidak tinggal diam dan akan segera membalas tarif impor atas barang-barang dari AS dengan nilai yang sama.
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR