Disempurnakan pada abad ke-18 M, Karl Wilhelm Scheele ahli farmasi Swedia, yang menemukan banyak zat penting seperti asam sitrat, asam tatrat dan asam arsenat. Obat jadi semakin beragam, bukan hanya serbuk atau cairan.
Pembuatan obat semakin "manusiawi" dengan pemakaian hewan sebagai percobaan. Adalah Johann Jakob Wepfer (1620 - 1695) yang pertama kali melakukannya.
Percobaan pada hewan merupakan uji praklinik yang sampai sekarang merupakan syarat sebelum obat diujicoba secara klinik pada manusia.
Baca juga: Panik Terkena Biduran? Segera Terapkan 3 Resep Obat Herbal Berikut Ini
Agar obat tidak tergantung pada musim, maka tumbuhan obat diawetkan dengan pengeringan. Contohnya getah Papaver somniferum (opium mentah) yang diekstraksi akan dihasilkan berbagai senyawa yaitu morfin, kodein, narkotin (noskapin), papaverin, dll.
F.W. Sertuemer (1783 - 1841) pada tahun 1804 memelopori isolasi zat aktif opium dan melakukan pembuatan zat-zat itu secara kimia. Sejak itu, berkembang obat sintetik untuk berbagai jenis penyakit.
Penemuan di zaman modern yang dianggap paling revolusioner adalah penemuan penisilin oleh Alexander Fleming pada 1928.
la tidak sengaja menemukan zat antibiotik tersebut pada jamur Penicillin notatum pada wadah pembiakan bakteri.
Dari sinilah angka kematian akibat infeksi kuman bisa ditekan. Kini setelah ditemukan berbagai penyakit karena virus, industri farmasi lebih memfokuskan pada pembuatan vaksin.[Randi Hari Putra – Intisari September 2009)
Baca juga: Awalnya Bahan Bakar Minyak Adalah Obat Luka dan Pembasmi Kutu, Kok Sekarang Fungsinya Berbeda Ya?
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR