Intisari-Online.com- Para ilmuwan di University of California, San Diego, nampaknya sedang membangkitkan Neanderthal, anggota genus Homo yang telah punah sekitar 40.000 tahun yang lalu dan berasal dari zaman Pleistosen.
Menggunakan teknologi CRISPR, mereka menumbuhkan otak Neanderthal seukuran kacang di cawan petri.
Eksperimen ini dilakukan tidak lain adalah untuk mencari tahu mengapa spesies hominid tertentu ini mati, sementara nenek moyang manusia modern tidak.
Apakah perubahan iklim membunuh Neanderthal? Atau penyakit?
Baca Juga: NASA: Jika Gunung Agung Meletus, Maka Itu Berita Bahagia Bagi Kehidupan Umat Manusia
Dilansir dari IFL Science, Senin (2/7/2018), satu hipotesis menyatakan penyebab dari kepunahan ini dikarenakan ukuran dan struktur otaknya.
Singkatnya, kecerdasan dan keterampilan sosial mereka tidak cocok untuk tetap hidup.
Tim ilmuwan ini menggunakan data DNA Neanderthal yang dikumpulkan dari fosil dan kemudian diurutkan menjadi genom digital.
Setelah itu tim membandingkannya dengan data DNA dari manusia modern.
Mereka memutuskan untuk berkonsentrasi pada satu gen pengkode protein tertentu, NOVA1, dari kemungkinan 200.
Gen ini memainkan peran penting dalam perkembangan otak awal dan berhubungan dengan kondisi saraf termasuk autisme dan skizofrenia.
Menariknya, ekspresi mereka hampir identik pada DNA Neanderthal dan manusia.
Hanya satu pasangan basa yang memisahkan keduanya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR