“Asuransi dan investasi bak dua kaki yang kita miliki. Keduanya dibutuhkan untuk berjalan, tapi tentu tak bisa disatukan, kecuali Anda pocong,” tutur Freddy.
Untuk pencari nafkah tunggal, perlu asuransi jiwa berjenis term life. Yang paling perlu diperhitungkan untuk menentukan UP ialah, biaya hidup dan pendidikan anak sampai kuliah kelar.
Sang istri juga perlu punya asuransi, walaupun dengan UP tak sebesar suami.
Cuma, Eko Endarto, Perencana Keuangan Finansia Consulting, punya pendapat beda. Menurut dia, imbal hasil dari unitlink yang dimiliki Ari tergolong bagus.
Sebab, dana pokok tidak hilang. Sebagai nasabah asuransi, Ari juga masih memiliki tambahan perlindungan jiwa dan kesehatan.
Ketika bicara investasi, Eko bilang, masyarakat harus paham, unitlink bukanlah instrumen investasi murni. “Investasi merupakan manfaat sampingan dan proteksi merupakan manfaat utama,” tegasnya.
Nasabah memang harus mengevaluasi produk unitlink-nya dalam lima tahun. Pada tahun kelima, hampir semua premi masuk ke instrumen investasi. Dus, Eko menyebutkan, imbal hasil jadi optimal.
Baca juga: Catat ya Wanita, Jangan Pernah Lakukan 4 Hal Ini di Organ Intim atau Anda Akan Menyesalinya
Selanjutnya, nasabah bisa mengambil imbal hasil selama lima tahun untuk dipindahkan ke instrumen investasi lain. Ambil contoh, properti atau reksadana saham.
“Tapi, kalau dananya didiamkan pun tidak masalah,” kata Eko.
Bila dana ditarik semuanya, nasabah bisa membeli instrumen investasi lain. Tapi, nasabah bakal kehilangan manfaat perlindungan yang berguna ketika sakit bahkan meninggal.
“Kalau uangnya digunakan untuk beli asuransi lagi, bisa jadi rugi karena premi tambah mahal lantaran usia yang sudah bertambah,” sebut Eko.
Pikir plus minusnya.(Marantina)
*Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Asuransi dan investasi tak bisa disatukan
Penulis | : | |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR