“Banyak perusahaan asuransi jiwa mengenakan biaya administrasi bulanan yang lumayan besar ketika nasabah beli unitlink,” bebernya.
Instrumen investasi dalam produk unitlink kebanyakan merupakan reksadana yang dikelola manajer investasi (MI).
Saat perusahaan asuransi memindahkan dana ke MI, ada biaya pengelolaan yang dibebankan peracik reksadana itu kepada nasabah unitlink.
Bukan cuma itu, perusahaan asuransi juga mengutip biaya manajemen ke nasabah. “Nasabah dibebankan dua biaya manajemen,” ungkap Freddy.
Kala menambah dana investasi, nasabah bakal dikenakan biaya berkisar 5% dari nilai tersebut. Biaya yang tinggi ini membuat dana investasi tidak bisa tumbuh maksimal.
Menurut Freddy, imbal hasil produk unitlink juga tidak optimal karena dana nasabah dipakai untuk biaya komisi agen sebesar 30%–40%, jalan-jalan agen ke luar negeri, serta untuk atasan dan kantor agen.
Baca juga: Umumkan 48 Investasi Bodong, OJK: Agar Tak Mudah Tertipu, Lakukan 3 Hal Ini Sebelum Berinvestasi
Dalam dua tahun pertama, dana yang ditempatkan di produk unitlink tidak bertumbuh sama sekali. Bahkan dalam lima tahun, ada potensi dana nasabah tergerus hingga 25%.
Nah, bila terlanjur membeli unitlink, Freddy menyarankan, untuk produk yang berusia setahun sampai tiga tahun, sebaiknya nasabah menarik semua dana alias menutup produk asuransi berbalut investasi tersebut.
Sebab, biaya akuisisi atau top up masih besar. Padahal, dana nasabah belum berkembang sama sekali.
Tapi, jika dana di produk unitlink sudah mengendap selama lima tahun, Freddy menawarkan beberapa pilihan.
Pertama, diamkan saja dana Anda. Soalnya, setelah lima tahun, perusahaan asuransi biasanya membebaskan biaya akuisisi unitlink.
Penulis | : | |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR