Baca juga: Punya Istri Cantik Tapi Malah Selingkuh dengan Pria, Yuk Kenali Ciri-ciri Suami Seperti Itu!
Bisa aib, bisa iadi jalan menuju ketenaran
Tak sepenuhnya skandal mencelakakan. Bahkan bagi salah satu pihak (biasanya perempuan pelaku yang memang mencari "sesuatu" dari si tokoh), itu bisa menguntungkan.
Memang, hikayat Ramayana bercerita tentang Dewi Shinta, istri Rama, yang menanggung aib karena dikawin paksa oleh Rahwana. Setelah dibebaskan, Shinta masih harus membuktikan kesuciannya didepan Rama dengan terjun ke dalam api.
Buku Public Affairs: Politics in the Age of Sex Scandals (Duke University Press, 2004) antara lain juga membahas tipologi perempuan yang terlibat skandal seks. Tentu, kategori terpaksa seperti halnya Shinta adalah kekecualian walaupun hubungannya dengan Rahwana tetap sebuah skandal.
Ada perempuan yang tidak mencari apa-apa kecuali nafkah karena ia profesional. Selain perempuan bernama "Kristen" yang menjungkalkan Eliot Spitzer, ada juga lima PSK yang diketahui pernah "dipakai" Presiden FIA, organisasi otomotif internasional, Max Mosley, dalam pesta seks ramai-ramai.
Ada pula dua perempuan yang foto telanjangnya terlihat bersama Kepala Staf di Liberia Willie Knuckles.
Baca juga: James Hewitt, Selingkuhan Putri Diana, Tapi di Mata William dan Harry Dianggap Pahlawan
Ada perempuan yang tidak mencari apa-apa seperti Monica Lewinski karena memang sangat mengagumi Bill Clinton. Ada perempuan yang mengambil keuntungan dengan mempengaruhi kebijakan tokoh yang didomplenginya seperti Shaha Ali Riza. Ada yang bekerja demi kepentingan politik seperti halnya Keeler di Inggris dan Munsinger di Kanada.
Tapi jangan lupa, tak sedikit perempuan yang sengaja mengambil keuntungan dari skandal yang melibatkan dia. Ia seperti mencari stairway to heaven (jalan menuju ketenaran). Atau, kalaupun itu tidak direncanakan, ia memperoleh manfaat dari publikasi kasusnya.
Ia menjadi terkenal dan mendapatkan buah keterkenalan itu. Tak soal peristiwa yang membuatnya tenar itu sesungguhnya memalukan atau tidak, tak soal bahwa keterkenalan itu membawa korban orang lain.
Jadilah ia kemudian penyanyi dan bintang tamu acara televisi, atau main film dan jadi bintang iklan. Bisa dipastikan, kelak Rhani Juliani akan dipublikasi bertubi-tubi dan kemungkinan menjadi bintang.
Terus terang, contoh-contoh itu mudah ditemui di negeri sendiri. Kita memang mudah memberi maaf dan memaklumi kesalahan orang, sekaligus membuktikan bahwa kita bangsa yang suka sensasi. Sensasi yang membuahkan keterkenalan.
(Ditulis oleh Mayong S. Laksono. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juli 2009)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR