Ia hanya melihat bahaya dan kesulitan di sekitarnya. Keadaan menunjukkan bahwa rasa curiga itu bukan hanya imajinasi karena bahkan Himmler telah berunding dengan "musuh" bertentangan dengan kemauan Hitler.
Ia mengatupkan giginya, menutupi tubuhnya yang letih dengan syal kecil dan mencoba untuk main sebagai Fuehrer yang masih penuh kekuasaan.
Saya sudah mengenal dia selama sepuluh tahun. Saya melihat kelemahannya. Tangan kirinya bergetar dan ini tambah jelas kalau ia membiarkan lengarmya menggantung di sisi-tubuhnya.
Ia juga terus mencari pegangan pada meja atau kursi.
Ia hanya mau menerima obat dari saya
Usaha pembunuhan tanggal 20 Juli 1944 telah mengerogoti kesehatannya. Secara fisik ia memang berhasil lolos dari percobaan itu tetapi mentalnya tetap tergoncang.
Bulan Oktober ia mendapat serangan jantung dan mendapat obat baru dari Dr. Giesing yang dipanggil waktu Hitler pucat sekali.
Ia cepat tertidur. Dr. Giesing menunggu sebentar lalu meninggalkan pesan kepada saya apa yang harus saya lakukan kalau terjadi serangan lagi.
Ia berjanji untuk tutup mulut tentang peristiwa ini kepada siapapun. Saya menjaga agar jangan ada orang yang mengetahuinya, termasuk Bormann dari Himmler.
Kalau keadaan Fuehrer gawat, orang pertama yang saya harus beritahu ialah Dr. Giesing. Namun ini ternyata tidak perlu.
Hitler sembuh kembali. Peristiwa jni menjadi rahasia antara Dr. Giesing dan saya sendiri dan percakapan dengan Giesing saya mendapat kepastian bahwa sejak 1934 Hitler tidak pernah demikian dekat dengan kematian daripada bulan Oktober itu.
Setelah serangan jantung itu Hitler cepat sembuh, tetapi ketika kami bertemu ia mengakui bahwa waktu itu ia sakit berat.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR