Antara lain regulasi berbeda di Hongaria dan Romania soal standar penguncian kendaraan tempur, serta protokol Jerman yang rumit tentang cara mengangkut ranpur ke kereta.
Mereka juga mendapat masalah di Swedia, negara non-NATO namun sering berpartisipasi dalam latihan militer yang diadakan.
Di sana, militer AS harus menunggu selama tiga pekan sebelum mendapat pemberitahuan berisi izin melintasi negara Skandinavia tersebut.
"Jika Anda tidak bisa sampai di lokasi konflik kurang dari 45 hari, Anda bisa dikatakan kalah perang," beber Mayjen Steven Shapiro, kepala komando penyokong mobilisasi AS di Eropa.
Sebuah lembaga think tank melaporkan pasukan Rusia negara-negara yang dijaga oleh anggota NATO sering kecolongan dengan menyusupnya pasukan Rusia.
Rand Corp melaporkan di 2016, pasukan Rusia dilaporkan berhasil memasuki Riga (Latvia) maupun Talinn (Estonia) saat melakukan latihan perang. Rand bukan lembaga pertama yang membeberkan kelemahan NATO.
Harian Jerman, Der Spiegel membocorkan dokumen NATO pada Juli 2017. Dalam dokumen itu disebutkan kemampuan NATO telah menurun sejak era Perang Dingin.
"Berbagai struktur komando yang ada belum pernah diujicobakan," ulas laporan tersebut.
Jenderal Denis Mercier, Komandan Tertinggi NATO menulis dalam laporan kepada Dewan Atlantik Oktober tahun lalu, kemampuan militer berpindah dari Barat ke Asia.
Sebab, selain Rusia, China juga mulai melaksanakan modernisasi terhadap alat utama sistem persenjataannya. (Ardi Priyatno Utomo)
(Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul "Jika Perang dengan Rusia di Eropa, AS Bisa Kalah karena Hal Ini")
Baca juga: Saking Bencinya, Pasukan Rusia Menggali Kubur Serdadu Nazi Lalu Memutilasi dan Membakarnya
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR