Perancis sudah diperintah lagi oleh seorang raja, Louis XVIII. la mengikuti Richelieu kemana-mana dan pelayan-pelayannya ia suap agar memberitahu setiap kali Richelieu pindah tempat.
Richelieu sampai jengkel sekali menghadapi wanita yang jatuh cinta kepadanya ini. Ia merahasiakan tujuan dan kepergiannya. Ia memilih tempat-tempat menginap yang paling suram dan paling buruk.
Tapi herannya ratu Swedia selalu bisa mencium jejaknya dan tiga jam sesudah kedatangan Richelieu!
Baca juga: Napoleon Bonaparte Itu Pendek, Satu dari 100 Mitos yang Ada di Situs Ini
Ketika Due de Richelieu meninggal, kesedihan ratu Swedia sama hebatnya dengan cintanya. Sekarang barulah ratu mau "pulang" ke Swedia. Tapi seumur hidupnya lidah Perancis Selatannya tidak bisa dipakai bicara bahasa Swedia.
Raja meninggal lebih dulu dari ratu dan Desidaria menjadi Ibusuri. Tahun 1855, Desidaria berumur 78 tahun ketika ia menyaksikan utusan kaisar Napoleon III (putera Louis Bonaparte) datang ke Stockholm untuk mengadakan perjanjian persahabatan antara Perancis-Swedia.
Utusan itu adalah Marsekal Canrobert. Sebelum berangkat, Napoleon III memanggil Canrobert, memintanya membeli buah-buah pir yang paling bagus untuk dibawa ke Swedia. Napoleon berpesan, kalau Canrobert diperkenalkan kepada Ibusuri, agar buah-buah itu diserahkan.
Katakan bahwa buah-buah ini berasal dari pohon- pohon pir di bekas rumah ibusuri di rue d'Anjou, pesannya.
Benar saja. Marsekal Canrobert dibawa menghadap ibusuri. "Ibusuri bicara sambil tidak henti-hentinya bergerak, sehingga saya repot mempergunakan telinga dan mata" demikian kata Canrobert kemudian.
Ibusuri dengan bangga bilang: "Kaisar Napoleon (Napoleon III) saya tahu sejak lahir, semasa beliau kanak-kanak dalam buaian di rumah Hortense (Hortense de Beauharnais, isteri Louis Bonaparte, puteri Josephine de Beauharnais)!"
Mereka bicara perihal masa yang silam, rumah besar milik ibusuri, kebun-kebun pirnya. Tepat seperti ramalan Napoleon III "Bagaimana pohon-pohon pir saya tahun ini, ya? Apakah banyak berbuah?"
Nah, tibalah saatnya Canrobert mengeluarkan pir-pir yang dibelinya. "Pir-pir dari pohon Yang Mulia belum pernah sebagus tahun ini", katanya. Desidaria lantas lebih lancar lagi bicara.
Ia menanyakan apakah penjahit di rue de Richelieu masih ada dan mengenai pakaian-pakaian yang ia beli, juga tentang kerinduannya pada matahari Marseilles yang hangat.
Walaupun Desidaria masih menyaksikan cucunya naik tahta tapi ia tidak sempat lagi merasakan kehangatan matahari Marseilles dan bahkan juga Paris. Desidaria sempat memangku buyutnya yang kelak akan jadi raja dengan nama Gustav V dan raja Gustav V ini meninggal belum lama, tahun 1950!
Tanggal 17 Desember 1860, ketika sedang mengadakan perjalanan ibusuri merasa sakit di dalam kendaraan. Keadaannya lebih parah pada sore hari dan kemudian meninggal. Ia dimakamkan di gereja Riddarholrhen dan pada nisannya hanya ada nama Swedianya: Desidaria.
Beberapa bulan kemudian, perabot rumah-tangga dari rumah besarnya di rue d'Anjou dilelang. Di salah sebuah laci meja tulis terdapat semua surat-surat Napoleon Bonaparte untuknya. Tidak diketahui lagi siapa pembeli meja tulis tersebut.
Surat-surat asli dari Napoleon itu tidak diketahui ada dimana sekarang. Yang ada kini cuma salinannya. Mungkin pada suatu hari secara kebetulan orang akan menemukan surat-surat jenderal Napoleon yang rambutnya tidak tersisir baik itu untuk tunangannya, seorang gadis Marseilles yang mungil. (Andre Castelot dalam Historia Agustus 1976. Seperti dimuat di Majalah Intisari November 1976)
Baca juga: Tunjangan Napoleon Bonaparte di Pengasingan Pascakekalahan di Peperangan Waterloo Cukup Mewah
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR