"Saya pikir", kata Otto Moerner," lebih baik kita mempunyai raja Perancis yang memeluk agama kita dan yang terkenal keberanian serta kemampuannya serta dihormati oleh kaisar Perancis. Lagi pula ia punya putera yang cukup besar untuk kelak bisa menggantikannya tanpa perlu wali".
Baca juga: Bukan Gara-gara Salah Taktik, Napoleon Kalah Perang Justru Gara-gara Dasi
Lagipula Bernadotte adalah ipar raja Spanyol. Raja Spanyol waktu itu adalah Joseph Bonaparte, suami Julie Clary!
Bernadotte meminta restu Napoleon untuk mencalonkan diri sebagai raja Swedia. Kaisar yang merasa yakin bahwa Bemadotte tidak akan tercapai maksudnya untuk jadi raja menjawab di muka umum: "Saya tidak keberatan".
Bemadotte menyiapkan kampanye seteliti ia memimpin tentaranya dan Bemadotte oleh "orang-orang dalam" dipuji sebagai: "Tidak tercela kehidupan pribadinya dalam masa ini. Ia suami yang baik, ayah yang baik, kawan yang baik, pemimpin yang baik dan dicintai oleh orang-orang sekelilingnya".
Ternyata Bemadotte terpilih pada tanggal 21 Agustus 1810 dengan suara 10 lawan dua.
Yang pergi ke Paris untuk mengabarkan keberhasilan ini tidak lain dari Count Gustav Moerner, bekas tawanan Bernadotte. Napoleon merasa kurang senang, tetapi tidak bisa menjilat ludahnya kembali.
Baca juga: Mistero Halevy's Charles VI, Pertunjukan Opera Terkutuk. Bahkan Napoleon Nyaris Menjadi Korbannya
Bernadotte mesti melepaskan pangkat marsekalnya dan gelamya sebagai Pangeran dari Pontecorvo dibeli kembali oleh Napoleon dengan harga 1 juta uang emas. Lalu Bemadotte menerima surat dari kaisar yang melarangnya mengangkat senjatamelawan Perancis.
Tapi Bemadotte berkata kepada Napoleon: "Akte pemilihan Swedia melarang saya mengadakan ikatan seperti ini. Kalau anda keberatan, saya akan menolak pilihan yang dijatuhkan kepada saya".
Kalau Napoleon tidak berani menolak mahkota, artinya Bernadotte lebih berani dari Napoleon kalau ia menolak tahta Swedia. Demikian katanya. Napoleon akhirnya merelakan rejeki nomplok yang menimpa Bemadotte.
Lebih suka memburu menlu
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR