Intisari-Online.com - Manusia memang memiliki kemungkinan untuk menyakiti sesamanya.
Namun bagi beberapa orang, rasa sakit hati kadang dapat menimbulkan motif tertentu untuk membunuh.
Seperti inilah kira-kira yang terjadi pada Juana Barraza.
Trauma pelecehan masa kecil Barraza adalah faktor dalam pembunuhannya.
Baca Juga: Catat ya Wanita, Jangan Pernah Lakukan 4 Hal Ini di Organ Intim atau Anda Akan Menyesalinya
Wanita kelahiran Meksiko 27 Desember 1957 ini memiliki masa kecil yang kelam yang membuatnya tumbuh menjadi pembunuh berantai.
Sebelum ditangkap, Barraza adalah pegulat profesional dengan nama La Dama del Silencio (The Lady of Silence ).
Dia memiliki minat yang kuat dengan lucha libre, suatu bentuk gulat profesional bertopeng Meksiko.
Namun pada 2008, setelah penyidikan jaksa penuntut menuduh Juana Barraza telah bertanggung jawab atas 40 kematian nyawa.
Semua korban Barraza adalah lansia, wanita berusia 60 atau lebih, banyak di antaranya tinggal sendirian.
Sebuah kebetulan yang aneh juga mengganggu penyelidikan.
Yakni setidaknya tiga korban Barraza memiliki cetakan lukisan abad ke-18 oleh seniman Prancis Jean-Baptiste Greuze, Boy in A Red Waistcoat.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR