Intisari-Online.com – Tidak salah kalau dikatakan, di zaman modern, mata manusia hampir tak pernah lepas dari layar elektronnik.
Baik berupa layar televisi, layar monitor komputer, layar ponsel, sampai ketika misalnya kita bertransaksi di ATM atau melirik ke layar arloji di pergelangan tangan.
Ada yang berani menyatakan, saat ini manusia sebenarnya sudah lebih banyak melihat layar elektronik ketimbang kertas.
Sejarah layar elektronik cukup unik, karena tidak ada yang benar-benar menciptakan sebuah layar secara utuh.
Pengembangannya dilakukan lewat penemuan di pelbagai negara dan terus disempumakan selama bertahun-tahun. Bisa dikatakan inilah karya teknologi global pertama.
Baca juga: Wow, Oppo Bakal Merilis Smartphone dengan Desain Layar Edge Seperti Samsung!
Segala jenis teknologi layar elektronik yang ada sekarang ini tak lepas dari "penemuan”, pada tahun 1873 di Irlandia.
Tepatnya ketika seorang operator kantor telegram, Joseph May, menyadari bahwa cahaya dapat mempengaruhi hambatan listrik (resistansi) selenium. Cahaya diubah menjadi arus listrik menggunakan fotosel selenium.
Penemuan itu awalnya diaplikasikan pada televisi mekanik. Bentuk televisi pada masa permuiaan ini amat sederhana, yakni berupa piringan logam yang berputar secara mekanis baik pada alat pengambilan gambar, transmisi dan layar penerimanya.
Layarnya pun sangat kecil, sekitar 3-5 inci saja, yang hanya cukup ditonton satu atau dua pasang mata.
Sebenarnya bersamaan dengan televisi mekanik dikembangkan pula layar berteknologi tabung sinar katoda cathode ray tube, CRT) yang hingga hari ini masih banyak digunakan.
Layar CRT memakai tabung yang berlapis fosfor pada bagian depannya. Di dalam tabung terdapat katoda yang menembakkan elektron hingga alirannya menyebabkan fosfor berpendar.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR