Akibat dari kecelakaan ini, 2 awak kapal meninggal dunia dan seluruh muatan yang dibawa tidak dapat diselamatkan.
KM Teratai Prima merupakan tipe kapal penumpang yang melayani rute pelayaran Samarinda-Pare-pare -Tanjung Redep dengan membawa muatan penumpang dan barang.
Pada 10 Januari 2009, pukul 19.00 WITA, KM Teratai Prima berangkat dari Pelabuhan Cappa Ujung, Pare-pare, menuju Samarinda, Kalimantan Timur, dengan membawa pelayar sebanyak 365 orang dan membawa muatan campuran sebanyak 443 ton.
Kapal melintas daerah Perairan Tanjung Batu Roro, Sulawesi Selatan pada 11 Januari 2009. Tak lama kemudian, kondisi perairan mulai bergelombang tinggi.
Kapal mulai oleng karena gelombang dan arus lokal. Dalam waktu singkat, kapal tenggelam. Kondisi cuaca, angin, dan tingginya gelombang menyebabkan kapal kurang stabil.
Kemampuan daya mesin induk dan awak kapal juga kurang baik sehingga membuat kapal tenggelam dalam waktu cepat.
Pada 22 November 2009 pukul 08.05 WIB, KM Dumai Express 10 bertolak dari Pelabuhan Sekupang, Batam dengan tujuan Bengkalis berlanjut ke Dumai.
Saat bertolak dari Pelabugan Sekupang, cuaca cerah berawan. Akan tetapi, ketika kapal sampai perairan di antara Pulau Nipa dan Pulau Karimun Kecil, ada gelombang dengan ketinggian antara 2,5 hingga 4 meter.
Dinding kapal retak oleh hantaman ombak sehingga air laut masuk dan menyebabkan haluan kapal terendam. Kapal kemudian miring ke kiri.
Sebanyak 254 penumpang beserta awak kapal dapat diselamatkan tim penolong. Dalam peristiwa ini, 42 orang ditemukan meninggal dan 32 orang lainnya tidak dapat ditemukan.
Baca juga: Ternyata Ada ‘Kecelakaan’ Lain yang Pernah Menimpa Putri Diana, yang Disembunyikan dengan Cara Unik
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR