Intisari-online.com Perseteruan antara Arab Saudi dan Iran secara militer sebenarnya sudah terjadi meskipun keduanya tidak saling melancarkan serangan secara terbuka.
Peperangan yang dilancarkan Iran untuk menggempur langsung wilayah Arab Saudi bahkan berlangsung secara proxy war. Yakni, menggunakan ‘tangan lain’ untuk menyerang Arab Saudi.
Pasalnya secara diam-diam Iran membantu pemberontak suku Houthi di Yaman yang akan mendirikan negara Syiah, sedangkan Arab Saudi yang anti-syiah berusaha mencegahnya.
Dengan modal ratusan rudal yang secara rahasia dikirim dari Iran, para pemberontak Houthi bisa secara leluasa menggempur Arab Saudi dari wilayah perbatasan Yaman-Arab Saudi kapan saja.
Sejumlah rudal yang diluncurkan oleh para pemberontak Houthi ternyata tidak semuanya ditangkis oleh sistem pertahanan udara Arab Saudi sehingga berhasil menghantam sejumlah sasaran.
BACA JUGA: ran Diprediksi Akan Kalah Andai Berperang Melawan Israel, Ini Hitung-hitungannya
Jika rudal yang diluncurkan pemberontak Houthi berhasil ditangkis rudal Patriot II Arab Saudi, pecahan-pecahan yang diakibatkan oleh tabrakkan rudal itu ternyata masih bisa menimbulkan kerusakan parah di wilayah Arab Saudi.
Dalam situasi permusuhan yang makin memuncak Arab Saudi sebenarnya bisa menyerang Iran menggunakan jet-jet tempur F-15.
Tapi gara-gara satu jet tempur F-15 AS jatuh di Jepang, untuk sementara semua F-15 dilarang terbang sebelum ditemukan penyebabnya.
Selain itu Arab Saudi juga takut jika sampai harus bertempur secara langsung melawan Iran karena akan berhadapan dengan lima kekuatan militer Iran yang sulit ditaklukkan.
Lima kekuatan militer andalan Iran itu antara lain Pasukan Pengawal Revolusi Iran (Quds Force) yang merupakan pasukan khusus terlatih dan beranggota 15.000 orang, rudal balistik, kapal cepat bersenjata torpedo, kapal selam khusus, dan rudal balistik Soumar.
BACA JUGA: Israel Desak Assad untuk Usir Pasukan Iran Keluar dari Suriah
Pasukan khusus Pengawal Revolusi Irajn demikian terkenal karena pernah membuat pontang-panting pasukan AS dalam Perang Irak.
Source | : | youtube,cnn.com,Middle East Eye |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR