Beberapa hari kemudian, pembicaraan masyarakat Inggris sudah beralih ke "tema baru", akan diberi nama siapakah pangeran kecil itu.
Sebulan kemudian, pertanyaan masyarakat itu terjawab ketika pangeran kecil yang kemudian diberi nama Charles Philip Arthur George itu dibaptis oleh Uskup Agung Canterbury di Palace Music Room, disaksikan oleh kedua orang tuanya, dan delapan wali baptisnya antara lain raja dan ratu Inggris saat itu.
Air untuk membaptis pangeran kecil itu secara khusus didatangkan dari Sungai Yordan.
Kurang kasih sayang
Dalam usia delapan bulan, Charles, praktis sudah hidup terpisah dari orang tuanya. Ibunya, Putri Elisabeth, ketika itu sibuk mempersiapkan diri untuk menjadi ratu menggantikan ayahnya yang sudah sakit-sakitan.
Sedangkan ayahnya, Pangeran Philip, masih bertugas sebagai perwira AL di mancanegara. Ketidakdekatan fisik ini, ditambah dengan pembawaan kedua orang tuanya yang "kaku", membuat Charles tumbuh sebagai anak para pengasuhnya, terutama Mabel Anderson.
Pada saat ulang tahun Charles yang kedua, Elizabeth terbang ke Malta bergabung dengan suaminya yang saat itu dipromosikan menjadi komandan fregat, sampai pesta Natal.
Charles sendiri dititipkan di rumah kakek dan neneknya di Sandringham yang sangat mencintai cucunya itu. "Charles begitu manis, berlari-lari di dalam kamar," tulis Raja George VI kepada putrinya, Elizabeth.
Untuk kedua kalinya, ketika Charles berulang tahun yang ketiga, kedua orang tuanya kembali tidak dapat mendampinginya. Mereka pergi ke Kanada sehingga Charles harus merayakan pesta ulang tahunnya bersama kakek-neneknya seperti sebelumnya.
Setelah Natal, barulah orang tuanya kembali sehingga mereka dapat berkumpul meski tidak lama.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR