Sementara markisa ungu memiliki ukuran buah lebih kecil dan lebih bulat. Rasanya tidak manis namun asam sehingga tidak dijadikan sebagai buah yang langsung dikonsumsi. “Markisa ini baru enak ketika dibuat jus. Sangat asam kalau langsung dimakan.”
Akan tetapi markisa ungu memiliki keunggulan lain, yakni aromanya yang wangi. Markisa jenis inilah yang kemudian diolah menjadi jus atau sirop.
Untuk menjaga mutu dan produk yang berkesinambungan, Gunawan menjalin kerja sama dengan sebagian petani dari Karo. “Panen besar buah markisa itu satu tahun dua kali,” paparnya.
Saat itulah Gunawan memborong markisa dan menimpan sebagai cadangan untuk bahan baku selama panen tidak mencukupi.
Saat panen yang biasanya jatuh pada bulan Mei, G unawan bisa membeli sampai 10 ton markisa. Pada panen biasa paling hanya 2 ton yang terkumpul. Dengan adanya stok Pohon Pinang tak khawatir kehabisan buah markisa saat permintaan pasar membeludak.
Baca juga: Cari Oleh-oleh dari Bandung? Jangan Lupa Menenteng Brownies Kukus Anak Menantu Damai
Khusus untuk sirop markisa, PohonPinang kini memiliki tiga jenis produk yang dibedakan berdasarkan tingkatan (grade), yaitu reguler, super, dan fassion gold. Yang membedakan ketiganya adalha ukuran kekentalan dan tentunya rasa.
Juga harga pastinya. Untuk tingkatan yang jenis fassion gold, Anda serasa meneguk jus markisa langsung dari buahnya. Jika ingin lebih lezat, tambahkan sirop dengan es. Dijamin segar!
Bicara sirop markisa, selain Pohon Pinang, ada beberapa merek lainnya yang juga terkenal. Antara lain Pyramid Unta, Sarang Tawon, dan Noerlend.
Sirop markisa skala industri rumah tangga juga mudah ditemui. Yang paling gampang ya di pusat oleh-oleh khas Medan seperti di Jln. Mojopahit.
Di tempat ini bahkan bisa ditemui sirop markisa asli yang 100% tanpa bahan pengawet. Kelemahannya, ya, tidak tahan lama. (Sita. Sumber: Wisata Jajan Medan).
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR