Secara bertahap, bendera semboyan itu digunakan oleh pelayaran berbagai negara di dunia.
Revisi pada 1932 dipublikasikan sebagai semboyan visual dan radiotelegrafi dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Norwegia.
Nah, salah satu bendera dalam sistem semboyan itu adalah bendera persegi panjang polos berwarna kuning.
Bendera tersebut merupakan simbol huruf Q. Selain itu, juga menyimbolkan adanya tindakan karantina (dalam bahasa Inggris, quarantine) terhadap kapal tersebut.
Kata karantina sendiri berasal dari kata quarantine dalam bahasa Italia, yang berarti periode 40 hari.
Baca juga: Nekat, Bocah SMA Ini Terobos Paspampres Demi Membentangkan Bendera Merah Putih di Depan Jokowi
Tentu saja, tindakan karantina tersebut ada maksudnya. Di zaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda dulu, di sekitar tahun 1930-an, terjadi wabah penyakit yang sangat menular dan sangat ditakuti oleh bangsa penjajah. Mungkin penyakit cacar.
Untuk membatasi penyebaran wabah antarpulau dan antamegara, setiap kapal laut, yang datang dan akan berlabuh di pelabuhan mana pun harus menjalani pemeriksaan ketat sebelum merapat, dari tim dinas kesehatan pelabuhan setempat.
Pada waktu itu, kapal laut masih menjadi alat transportasi internasional utama. Bila ditemukan satu saja seorang penumpang yang terkena cacar maka kapal itu diisolasi.
la dilarang merapat dan tidak boleh didekati oleh siapa pun sampai dianggap tidak berbahaya lagi.
Baca juga: Hanya Karena Telat Menaikkan Bendera Saat Upacara, Siswa SD Ini Dipukul Kepala Sekolahnya
Istilahnya saat itu adalah bahwa kapal tersebut di karantina. Oleh karena kapal yang terkena karantina nasibnya dianggap hampir sama dengan kematian, maka lama kelamaan citra bendera kuning menyatu dengan citra kematian.
Melalui berbagai cara, bendera kuning ini hingga sekarang digunakan untuk menandai adanya anggota masyarakat yang meninggal.
Bendera kuning telah "berpindah" dari kedukaan di laut ke kedukaan di darat. (Saptono Istiawan SK)
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR