Dia menjelaskan situasi yang dihadapinya dan minta dukungan moril, meskipun tak berani mengharap terlalu banyak.
Pihak Istana Buckingham tidak menjelaskan apakah Sri Ratu akan melibatkan diri secara langsung dalam pertentangan ibu-anak ini, meskipun dia sudah paham benar tentang duduk masalah sebenarnya dari surat Marina yang mencakup enam halaman.
Dalam surat itu Marina menguraikan tentang cintanya kepada paearnya, Paul Mowatt; keinginan mereka untuk menikah suatu saat kelak - setelah bayi Marina lahir; dan ancaman-ancaman orang tuanya.
Marina lebih lanjut mengatakan, "Sri Ratu selalu memperhatikan kesulitan orang lain, dan saya tahu beliau pasti akan mempertimbangkan permohonan saya." Tetapi pada dasarnya Sri Ratu pasti akan memihak ibunya. "Saya tahu, beliau menghubungi ibu saya."
Ratu Inggris, sebagai kepala Gereja Anglikan, tidak mungkin bisa mengizinkan hubungan tanpa nikah, maupun menyetujui tindakan pengguguran.
Baca juga: Ratu Elizabeth II Ternyata Suka Main Bebek-bebekan di Kamar Mandi
Namun, "Sepupu Lilibet” sebagaimana Marina menyapa Ratu Elizabeth, dan anggota kerabat Kerajaan Inggris yang lain kini terseret dalam dilema pelik, dan tampaknya sangat terpukul dengan seluruh kejadian tersebut.
Jual cerita
Gelombang kejutan kalangan ningrat Inggris ini tidak hanya karena tekad Marina untuk melahirkan seorang anak haram tanpa nikah, tetapi lebih-lebih karena kesengajaannya menjual rahasia keluarga kepada Harian Today di London.
Tindakan itu memberi peluang kepada harian tersebut menyajikan berita sensasional yang sangat eksklusif selama dua hari. Sebagai imbalan, Marina dikabarkan menerima sejumlah uang tertentu.
Agaknya Marina saat ini butuh uang karena tidak mempunyai pekerjaan dan hidup bersama pacarnya. Kini orang tuanya menghentikan tunjangan hidup bulanannya yang berjumlah 280 ponsterling. Mereka juga tidak mau mengambilkan uang dari dana perwalian yang tersedia atas namanya.
Sebulan sebelumnya, Marina mengatakan kepada Harian Daily Mail di London, "Saya bisa memahami kecemasan orang tua saya terhadap diri saya, tetapi sungguh, mereka tak perlu khawatir."
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR